KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Jumlah pasien positif terpapar coronavirus disease 2019 (Covid-19) di Kabupaten Mojokerto terus bertambah.
Jika sebelumnya tenaga medis RSUD Prof dr Soekandar yang terkonfirmasi positif, kini giliran pejabat garda depan gugus tugas yang turut terinfeksi virus korona itu.
Tak tanggung-tanggung, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto dr Sujatmiko, turut masuk sebagai orang tanpa gejala (OTG) yang terkonfirmasi positif Covid-19, bersama pasutri asal Kecamatan Jetis.
Jumat (24/4) hasil uji swab ketiganya baru saja keluar dan masuk dalam data 5 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 Kabupaten Mojokerto.
’’Ya benar, ada tiga tambahan yang terkonfirmasi positif hari ini (kemarin, Red). Pasutri dari Jetis, dan satunya adalah saya sendiri,’’ tutur dr Sujatmiko saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar Mojokerto.
Sujatmiko mengaku dirinya masuk sebagai satu dari dua OTG yang tercatat dalam data Gugus Tugas Covid-19. Artinya, tidak ada tanda-tanda atau gejala sakit yang dialami layaknya pasien Covid-19 lainnya. Seperti demam, batuk-pilek (bapil), hingga sesak napas.
Akan tetapi, berdasarkan hasil pemeriksaan klinis melalui rapid test dan swab yang dijalani, mantan Direktur RSUD Prof dr Soekandar itu menunjukkan keberadaan virus mematikan di dalam tubuhnya.
’’Saya rapid test dan swab sepuluh hari lalu, dan hasilnya positif. Sejak saat itu langsung isolasi mandiri sampai sekarang. Dan tadi (kemarin, Red) juga swab lagi yang kedua, dan belum tahu hasilnya,’’ tegasnya.
Sebagai garda depan penanganan Covid-19 di Bumi Majapahit, Sujatmiko menilai kondisi ini sudah menjadi risiko atau konsekuensinya. Meski tidak pernah keluar kota, namun kontak dengan banyak orang yang tingkat kerentanannya tinggi tidak bisa dihindari lagi.
Khususnya, para tenaga medis yang turut terdaftar dalam klaster Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Setidaknya ada 17 orang petugas, baik dari Kemenag maupun tenaga kesehatan Kabupaten Mojokerto yang turut serta dalam pelatihan calon pembimbing haji di Surabaya.
Termasuk perawat RSUD Prof dr Soekandar Mojosari yang sudah lebih dulu terkonfirmasi positif, Rabu (22/4). Dan, 17 orang tersebut, kini terus dipantau kondisi kesehatannya, termasuk wajib menjalani swab untuk pemutakhiran data persebaran.
’’Saya sih tidak pernah ke mana-mana. Memang disiplin menjaga kebersihan itu sangat penting sekali. Di kantor kan banyak TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) yang ikut klaster Asrama Haji Sukolilo. Tapi sekarang sudah diwajibkan swab semuanya,’’ tambahnya.
Kendati demikian, Sujatmiko menjelaskan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak usah terlalu khawatir. Namun, harus tetap menjaga jarak atau physical distancing sesuai prosedur atau protokol kesehatan yang berlaku.
Ia bahkan ingin membuktikan jika orang yang terpapar Covid-19 masih bisa sembuh meski dengan isolasi mandiri. Sehingga masyarakat tidak perlu sekadar resah luar biasa, tapi juga disiplin menjaga kesehatan masing-masing.
’’Justru dengan adanya ini (terkonfirmasi positif, Red), kita ingin membuktikan, bahwa kesempatan sembuh itu juga ada,’’ ujarnya. Dengan terkonfirmasinya Kadinkes Kabupaten Mojokerto positif Covid-19, bisa dipastikan aktivitas kedinasan di kantor yang terletak di Jalan RA Basuni, Sooko itu, bakal dilakukan protokol kesehatan ketat.
Bahkan, semua tenaga kesehatan dan pegawai dinkes bakal menjalani Rapid Test serentak, Senin (27/4), sebagai langkah tracing keberadaan virus. Selain Sujatmiko, dua orang yang turut terinfeksi virus korona adalah pasutri asal Kecamatan Jetis.
Semula, pasutri ini mengeluh demam, bapil, dan sakit tenggorokan sejak sang suami pulang dari Jakarta, 18 Maret lalu. Keduanya lalu memeriksakan diri ke RSUD R.A Basoeni, namun hanya dinyatakan thypoid demam akibat kuman di saluran pencernaan.
Namun, melihat track record dan hasil surveilans keduanya, tim gugus tugas meminta mereka menjalani pemeriksaan ala Covid-19 dengan rapid test, 14 April lalu. Dan hasilnya, sang istri dinyatakan reaktif, sementara sang suami negatif.
Tak cukup di situ, keesokannya harinya pasutri ini juga diminta menjalani swab di RSUD Prof dr Soekandar Mojosari dan isolasi mandiri di rumah. Dan, ketika hasil swab keluar dan dinyatakan positif kemarin, kedua pasien langsung dirujuk tim medis ke ruang isolasi RSUD Prof dr Soekandar Mojosari untuk menjalani perawatan intensif.
’’Untuk yang pasutri, sudah dirujuk langsung ke isolasi RSUD Prof dr Soekandar. Justru ada perbedaan antara rapid test dan swab, namun tim medis lebih meyakini hasil swab yang menyatakan keduanya positif,’’ pungkas Sujatmiko.