26.8 C
Mojokerto
Friday, June 9, 2023

Fokuskan Berantas Kasus TBC pada Anak

Peringatan Hari TBC Sedunia 2022

KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Seratus anak stunting di Kota Mojokerto menjadi sasaran skrining kasus tuberkulosis (TBC). Itu sebagai upaya deteksi dini dalam rangkaian acara peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) yang jatuh pada 24 Maret, kemarin (24/3).

Dengan mengusung tema Investasi Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa dan ’’Periksa TBC Sekarang Demi Masa Depan Lebih Sehat’’, gelaran acara itu dihadiri Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari. Sebelum diskrining, seratus anak ini didampingi para orang tua mereka mengikuti seminar terkait penyakit yang menyerang paru-paru itu.

Dalam sambutannya, wanita yang kerap disapa Ning Ita ini mengimbau, para orang tua agar rajin membawa anak mereka ke posyandu. ’’Para peserta yang diundang ini mendapat perhatian khusus dari Pemkot. Sehingga, para orang tua wajib dan harus rutin membawa anak-anak ini ke posyandu untuk diskrining kesehatannya. Karena, anak-anak menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menciptakan generasi bangsa yang sehat dan berkualitas,’’ ujarnya dalam acara yang bertempat di Mal Pelayanan Publik (MPP) Gajah Mada Kota Mojokerto ini.

Baca Juga :  Terdampak Longsor, Satu Ruang Kelas SDN Pacet Mojokerto Dikosongkan

Ning Ita menuturkan, ratusan anak yang diundang wajib mendapat pendampingan dari kader kesehatan. Tak hanya rutin ke posyandu, anak-anak stunting ini harus rajin melakukan pengobatan yang sudah diresepkan dokter. ’’Termasuk yang didiagnosa terkena TBC, para orang tua harus telaten dan sabar dalam menjalani pengobatan anak-anak ini. Sebab, pengobatannya yang jangka panjang selama enam bulan tidak boleh putus. Kita sebagai pemerintah akan terus mendukung agar anak-anak ini bisa menjadi generasi yang sehat, berkualitas, dan cerdas,’’ tuturnya.

Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes PPKB Kota Mojokerto dr Lily Nurlaily menuturkan, sasaran prioritas skrining pada peringatan TBC sedunia kali ini merupakan anak-anak. Sebab, tema yang diusung tahun ini sejalan dengan program prioritas nasional percepatan penurunan stunting. ’’Kita prioritaskan karena kelompok ini (anak stunting) karena tergolong rentan. Dimana, anak-anak tidak hanya ada masalah pada TBC saja, tapi ada masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, anak stunting punya kaitan yang erat dengan kasus TBC,’’ paparnya.

Baca Juga :  Kelurahan Gedongan, Gagas Motor Panjenengan untuk Gantikan Peran Ambulans

Disinggung terkait kasus TBC di Kota Mojokerto, Lily mengungkapkan, tahun ini tercatat ada penemuan 483 kasus. Rincinya, jumlah penderita 355 dewasa dan 228 anak. Dari catatan itu, TBC pada anak di kota terbilang tinggi. Sebab, prosentasenya mencapai 26 persen. ’’Maka harapannya, dengan skrining ini kita bisa mendeteksi sedini mungkin bagaimana status TBC-nya. Begitu ditemukan, langsung diobati dengan harapan 2-3 bulan nanti berat badan mereka bisa naik dan bisa memengaruhi tinggi badan serta terlepas dari stunting,’’ ulasnya.

Selain skrining, Lily menegaskan, kunci memberantas TBC bisa dimulai dari hal sederhana. Seperti menjaga pola makan dengan gizi yang seimbang. Lalu, melakukan olahrga secara teratur. Kemudian menjaga kesehatan lingkungan minimal di rumah. ’’Kuncinya harus menekankan perilaku hidup sehat. Terutama di lingkungan rumah, karena sebenarnya kuman TBC bisa mati hanya dengan sinar matahari. Jadi, peran ventilasi di rumah juga menjadi aspek yang penting untuk memberantas penularan kasus TBC,’’ tandasnya. (oce/fen)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/