25.8 C
Mojokerto
Sunday, June 11, 2023

Sekolah Pakai PC saat USBN, tapi Siapkan Smartphone

MOJOKERTO – Penggunaan handphone dalam ujian nasional berstandar nasional (USBN) berbasis komputer dan smartphone (BKS) jenjang SMA/MA diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.

Pasalnya, aturan yang digulirkan Dispendik Jatim tersebut tidak bersifat wajib. Kamis (24/1) hal itu diungkapkan Kepala Cabang Dispendik Provinsi Wilayah Kabupaten dan Kota Mojokerto, Mariyono, seusai menggelar rapat koordinasi (rakor) pelaksanaan ujian nasional (unas) dan USBN di Dispendik Jatim.

Menurutnya, provinsi menggulirkan kebijakan USBN BKS untuk mengakomodir sekolah yang kekurangan sarana dan prasasrana (sarpras). ”Artinya, sekolah yang sarprasnya tidak mencukupi, bisa disiasati dengan ditunjang smartphone,” terangnya.

Dia menegaskan, upaya itu dilakukan untuk memangkas pembagian sesi dalam pelaksanaan USBN. Mengingat, dalam sehari, setiap siswa dihadapkan dengan dua mata ujian. Sedikitnya ada 15 mapel yang akan diujikan dalam USBN yang berlangsung selama delapan hari itu.

”Bisa dibayangkan jika dibagi sesi-sesi waktunya jadi panjang. Kalau setiap hari pulang sore, kasihan anak-anak,” paparnya. Oleh karena itu, pihaknya menyerahkan keputusan penggunaan smartphone kepada masing-masing sekolah.

Baca Juga :  Taati Aturan atau Jadi Tahanan?

Menurut Maryono, jika lembaga merasa kekurangan sarpras, pihaknya mempersilakan peserta menggunakan telepon pintar. Kendati demikian, smartphone yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi yang diatur dalam petunjuk teknis (juknis). ”Seperti ukuran layarnya juga ada standarnya,” ujarnya.

Sebaliknya, jika sekolah telah mencukupi sarpras, maka cukup menggunakan perangkat komputer atau laptop yang ada. ”Kalau sarpras cukup, tidak masalah tidak menggunakan smartphone,” tandasnya.

Sementara itu, sekolah juga merasa belum sepenuhnya siap menerapkan USBN BKS. Pasalnya, kebijkan Dispendik Jatim yang baru dikeluarkan pertengahan Januari itu dinilai terlalu mepet dengan jadwal USBN yang dimulai Maret nanti.

Kepala SMAN 2 Mojokerto Suyono, mengatakan, pihaknya belum menyiapkan secara khusus calon peserta untuk menggunakan smartphone saat USBN. Sejauh ini, pihaknya lebih siap menggunakan perangkat komputer. ”Mungkin harus disimulasikan dulu sebelum diterapkan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pemkab Bangun Dua SMP Baru

Hal senada disampaikan Kepala SMAN 1 Mojokerto Imam Wahjudi. Pihaknya belum menerima sosialisasi resmi terkait skema pelaksanaan USBN-BKS. Namun, dirinya telah mengambil sikap untuk tetap menggunakan komputer.

”Tetap pakai PC (personal komputer). Tapi, anak-anak tetap kita minta siapkan smartphone, barangkali ada trouble untuk backup saja,” bebernya. Langkah itu diambil karena dia menilai penggunaan seluler pintar tidak optimal dalam mengerjakan soal-soal USBN.

Dikhawatirkan konsentrasi siswa menjadi berkurang karena hanya fokus di layar handphone yang notabene berukuran jauh lebih kecil dibanding layar monitor komputer. ”Matanya bisa cepat capek kalau hanya fokus di layar kecil dengan durasi yang lama.

Khawatirnya nanti bisa memengaruhi hasilnya juga,” pungkasnya. Sebagai alternatif, mantan Kepala SMAN 1 Puri ini menambahkan, pihaknya menyiapkan tambahan perangkat berupa laptop untuk memaagkas pembagian sesi.

Dengan tambahan perangkat tersebut, lebih dari 300 peserta dapat dibagi maksimal dua gelombang per mapel.

 

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/