RSUD Prof Dr Soekandar Kabupaten Mojokerto Peringati Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia 2022
PERINGATI Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia 2022 RSUD Prof Dr Soekandar Kabupaten Mojokerto menggelar serangkaian acara pada Rabu (23/3). Selain memberikan penyuluhan kesehatan juga memberikan bingkisan kepada pasien dan keluarga pasien di Ruang Tunggu Poli Paru. Pada 24 Maret ini bertepatan dengan Hari TBC Sedunia, digelar doa bersama dan tasyakuran di instalasi rawat jalan.
Penanggung jawab Poli Paru dr Gigih Setijawan SpP MARS mengungkapkan, kegiatan TB Day 2022 mengambil tema Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa. Melalui beberapa kegiatan dan lewat layanan tersebut, pihaknya mengajak masyarakat untuk hidup sehat dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan TBC.
Dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia mari temukan TBC sebanyak-banyaknya lalu kita obati sampai sembuh guna mewujudkan Indonesia bebas TBC menuju eliminasi TBC Tahun 2030. ’’Penyakit TBC masih menjadi masalah kesehatan masyarakat saat ini di Indonesia,’’ katanya.
dr Gigih Setijawan SpP MARS dalam paparannya menjelaskan, TB adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, masih dikenal sampai sekarang dengan sebutan TBC atau penyakit 3 huruf juga sakit flek. Orang yang beresiko tertukar TBC adalah anak-anak, orang HIV/AIDS, orang usia lanjut, penderita diabetes mellitus, perokok, dan orang kontak erat atau serumah dengan pasien TBC. ’’TBC ini bias menyerang anak-anak hingga orang dewasa dan penularan paling sering melalui saluran pernafasan,’’ ujarnya.
Menurut dr Gigih Setijawan SpP MARS tanda-tanda mulai terserang TBC adalah batuk yang berlangsung lama antara tiga minggu atau lebih. Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah. Nyeri dada saat bernapas atau batuk. Berkeringat saat malam hari. Hilang nafsu makan, penurunan berat badan, demam dan menggigil serta kelelahan. ’’Diagnosanya ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan bakteriologi, radiologi, dan pemeriksaan penunjang lainnya,’’ ujarnya.
Untuk pencegahan awal lawan TBC adalah menelan obat anti TB (OAT) secara lengkap dan teratur sampai sembuh. Tidak batuk dan membuang dahak sembarangan, tidak membuang ludah sembarangan. Sangat dianjurkan untuk bersedia memakai masker atau setidaknya sapu tangan atau tisu, menutup mulut pada waktu batuk dan bersih, cuci tangan dengan sabun terutama setelah tangan digunakan untuk menutup hidung/mulut pada waktu batuk dan bersin.
Ventilasi yang cukup sehingga udara segar dan sinar matahari masuk ke dalam rumah, mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur, karena kuman TB mati oleh sinar matahari. ’’Oleh sebab itu, perlu kesadaran masyarakat bila dirinya terdiagnosis tuberculosis maka hati-hati saat berinteraksi dengan orang lain agar tidak tertular,’’pungkasnya. (bas/fen)