KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Sinyal penghentian pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di pengujung tahun menjadi angin segar bagi sektor wisata. Pemkab Mojokerto optimistis, libur panjang natal dan tahun baru (Nataru) ini bisa mendulang pendapatan asli daerah (PAD) secara optimal.
Salah satu cara dengan membuka empat objek wisata andalan selama 24 jam nonstop. Meliputi, Wana Wisata Padusan Kolam Renang dan Air Panas Pacet, Petirtaan Jolotundo, dan wisata religi Troloyo, serta Air Terjun Dlundung, Trawas.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto, Norman Handhito, menegaskan, kebijakan mengakhiri PPKM tentu menjadi angin segar bagi pelaku wisata di Bumi Majapahit ini. Hal itu dipastikan akan berdampak positif pada ekonomi kreatif di kawasan objek wisata. ’’Tentu kita sambut baik, perekonomian dipastikan lebih menggeliat lagi, hal itu sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus digencarkan usai gempuran pandemi covid-19 beberapa tahun ini,’’ ungkapnya.
Dengan berakhirnya PPKM tentu pengunjung maupun pengelola wisata tak lagi dibayangi dengan ketakutan, meski di lapangan tetap ditekankan harus menjaga protokol kesehatan. Meliputi, dengan menyiapkan thermogun, handsanitizer, masker, dan tempat cuci tangan bagi tiap pengelola. ’’Tapi setidaknya, itu menjadi lampu hijau bagi kami untuk benar-benar pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,’’ tandasnya.
Tak urung, libur panjang di penghujung tahun ini bakal menjadi kesempatan pelaku ekonomi kreatif di kawasan wisata, termasuk Disbudporapar sendiri untuk genjot PAD sektor wisata. Berbagai upaya terus dilakukan. Selain memastikan kenyamanan dan kemanan wisatawan, pemda juga membuka empat dari 11 objek wisata yang dikelolanya selama 24 jam nonstop.
Khususnya di Wana Wisata Padusan Kolam Renang dan Air Panas Pacet. Objek wisata plat merah yang masih menjadi andalan ini dipastikan akan jadi jujukan pengujung lokal hingga luar daerah. Adanya kolam Air Panas yang bersumber dari belerang Gunung Welirang ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terlebih wana wisata berendam ini tak banyak ada di objek wisata luar sana. ’’Tidak sekadar berwisata, tapi masih diyakini wisatawan menjadi terapi kesehatan karena sumbernya dari belerang Gunung Welirang,’’ tuturnya.
Sedangkan tiga lainnya, masing-masing petirtaan Jolotundo, di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, dan wisata religi Troloyo, di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, serta Air Terjun Dlundung yang berada di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas. ’’Yang Air Terjun Dlundung kita buka 24 jam saat Sabtu dan Minggu, karena di kawasan ini juga banyak dimanfaatkan camping wisatawan,’’ bebernya.
Norman menegaskan, sinyal berakhirnya PPKM pada Nataru ini bakal menjadi momentum apik untuk mendulang PAD yang kini masih 54,90 persen atau Rp 7.660.000.000 dari target Rp 13.936.948.500. ’’Setidaknya, jika mengacu pada pendapatan akhir tahun 2019 sebelum pandemi. Estimasi PAD libur nataru sampai dengan 31 Desember capai Rp 730 juta. Dan kami yakin tahun ini bisa lebih dengan berbagai fasilitas yang kami tawarkan,’’ jelasnya.
Salah satunya, dilengkapinya berbagai wahana bermain anak di kolam renang anak. Dengan kelengkapan bermain anak ini setidaknya menjadi salah satu magnet dan peluang bagi pemda menarik wisatawan. Termasuk adanya perluasan parkir di kawasan wana wisata, tentu sedikit banyak mempengaruhi pengunjung. Tak terkecuali sejumlah fasilitas bermain anak di kolam air objek Ubalan Waterpark, dan Air Terjun Coban Canggu.
Selain itu, juga sejumlah objek wisata sejarah. Di antaranya, Museum Trowulan, Candi Tikus, Candi Brahu, dan Candi Bajang Ratu. ’’Tiap objek wisata dengan kapasitas besar kita juga disiagakan tenaga kesehatan dan tambahan kekuatan personil sebagai pengawasan,’’ tandasnya. (ori/fen)
