KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Semakin tingginya kasus Covid-19 membuat penambahan kapasitas ruang isolasi cukup mendesak. Bahkan, jumlah pasien di dua RSUD di Kabupaten Mojokerto sempat mengalami overload. Kedua rumah sakit pelat merah itu kini berancang-ancang menambah daya tampung.
Direktur RSUD Prof dr Soekandar dr Djalu Naskutub mengatakan, pihaknya terpaksa tidak menerima rujukan pasien Covid-19 pada Senin (21/12) malam. Pasalnya, dari kapasitas 100 tempat tidur (TT) pasien dewasa, seluruhnya telah terisi. Baik pasien yang masih bersatatus probable maupun terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga, pelayanan pasien untuk sementara dialihkan ke RS rujukan Covid-19 lainnya. ’’Dari 100 TT itu full. Kemarin memang terjadi stagnan karena belum ada (pasien) yang pulang,’’ ujarnya.
Namun, pengalihan pelayanan tersebut hanya berlangsung sehari. Sebab, Selasa (22/12), RSUD Prof dr Soekandar kembali menerima rujukan pasien Covid-19. Itu menyusul empat pasien di ruang isolasi telah dinyatakan keluar rumah sakit (KRS). ’’Hari ini (kemarin) pelayanan sudah berjalan normal kembali,’’ ulasnya.
Kendati demikian, kapasitasnya masih terbatas. Hingga siang kemarin, tingkat keterisian di ruang isolasi dewasa hanya menyisakan empat bed. Sebenarnya, kata Djalu, RS yang berada di Jalan Hayam, Kecamatan Mojosari masih memiliki 11 TT lain. Namun, ruang tersebut dikhususkan bagi pasien anak-anak sebanyak 6 TT, pasien bayi sejumlah 3 TT, dan 2 TT lainnya sebagai Intensive Care Unit (ICU) Covid-19.
Djalu menyebutkan, sejak ditunjuk menjadi RS rujukan Covid-19 di Kabupaten Mojokerto, ruang isolasi di rumah sakit pelat merah ini tercatat telah dua kali full booked. Keduanya sama-sama terjadi pada Desember ini. Yakni, pada Kamis (10/12) dan Senin (21/10).
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien Covid-19, RSUD akan menambah kapasitas ruang isolasi. Mantan Wadir Pelayanan RSUD Prof dr Soekandar ini menyebut jika penambahan kamar dengan memanfaatkan ruangan di lantai IV ruang Mataram.
Sehingga, gedung empat lantai yang sebelumnya sebagai ruang rawat inap pasien reguler itu difungsikan sepenuhnya menjadi ruang isolasi Covid-19. ’’Jadi kita naikkan di lantai IV. Lebih aman tetap dalam satu gedung, daripada kita buka isolasi di gedung yang lain,’’ tandasnya.
Dia menambahkan, pemanfaatan ruangan di lantai IV tersebut diperkirakan akan mampu menambah kapasitas paling sedikit 10 TT hingga maksimal 15 TT. Dia menyebutkan jika ruang isolasi tambahan akan bisa difungsikan pekan depan. ’’Karena bed kami sudah ada. Tinggal SDM, nanti mungkin perekrutan tenaga kesehatan atau sukarelawan,’’ tandasnya.
Sementara itu, ruang isolasi Covid-19 di RSUD Raden Achmad Basoeni juga mengalami overload. Kemarin, dari total 40 TT, tidak ada satu bed pun yang kosong. Karena itu, RS yang berada di Jalan Raya Gedeg, Kecamatan Gedeg, itu juga akan meng-upgrade sebanyak 50 persen dari total kapasitas ruang isolasi saat ini. ’’Sudah kita persiapkan menambah sekitar 20-an tempat tidur lagi,’’ ungkap Plt Direktur RSUD R.A. Basoeni dr Ulum Rokhmat.
Sehingga, daya tampung bertambah menjadi 60 TT. Ulum menyebutkan jika seluruhnya difungsikan untuk isolasi pasien Covid-19. Khususnya perawatan bagi yang mengalami gejala sedang hingga berat non-ICU.
Sekrataris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto ini menyebutkan, alasan penambahan ruang isolasi disebabkan karena rujukan pasien Covid-19 mengalami overload. ’’Tadi malam penuh, ada 43 (pasien). Makanya diupayakan secepatnya untuk penambahan ruang isolasi,’’ imbuhnya.
Ulum menyebut jika penambahan ruang isolasi cukup mendesak untuk dilakukan. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan pengalihan fungsi terhadap salah satu ruang rawat inap yang sebelumnya untuk perawatan pasien umum. ’’Alih fungsi dari rawat inap yang ada sebelumnya, kita pakai untuk Covid-19. Jadi bed sudah tersedia, tinggal penataan alur pelayanan saja,’’ paparnya.