MOJOKERTO – Bencana banjir, tanah longsor, hingga banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto Jumat malam lalu (18/1), membuat pemerintah daerah resmi menetapkan status tanggap darurat bencana.
Tercatat ada 23 desa tersebar di delapan kecamatan yang dinaikkan statusnya. Dari sebelumnya status siaga bencana menjadi tanggap darurat bencana. Status ini belaku hingga dua minggu ke depan sejak bencana terjadi.
Ke-23 desa tersebut tersebar meliputi Desa Wotanmasjedong, Jasem, dan Purwojati, Kecamatan Ngoro; Desa Seloliman, Kecamatan Trawas; Desa Tunggalpager, Kecamatan Pungging; Desa Pandanarum, Warugunung, Wiyu, dan Kuripansari, Kecamatan Pacet; Desa Sadartengah, Ngarjo, Jumeneng, Kecamatan Mojoanyar; Desa Kertosari, Jiyu, Gedangan, Kecamatan Kutorejo; Desa Wonoploso, Kalikatir, Centong, Padi, Kebontunggul, Gondang, Kecamatan Gondang, serta Desa Bangsal, dan Tinggarbuntut, Kecamatan Bangsal.
’’Status tanggap darurat bencana ini sesuai dengan bencana yang melanda 23 desa di delapan kecamatan itu,’’ kata Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini. Status tersebut berdasarkan SK Wakil Bupati Nomor 360/172/416-2015 2019.
Dalam surat tertanggal 18 Januari lalu, setidaknya ada delapan kecamatan terdampak bencana alam dinaikkan statusnya menjadi tanggap darurat bencana pasca banjir bandang, tanah longsor, dan banjir air bah. Hal itu sesuai dengan usulan BPBD kepada wabup.
’’Status tanggap darurat bencana akan berlaku selama dua minggu. Sejak 18 Januari hingga 1 Februari mendatang,’’ terang Zaini. Karena berlaku singkat, Senin lalu (21/1) rapat koordinasi (rakor) untuk penanganan dampak banjir dan longsor (bansor) dilakukan.
Dipimpin Sekdakab Hery Suwito dan diikuti OPD terkait, serta delapan camat wilayah terdampak. Pemerintah daerah pun langsung gerak cepat. Melakukan penanganan perbaikan sarana dan prasarana publik. ’’Termasuk pemulihan korban terdampak juga kita lakukan,’’ tandasnya.
Sejauh ini, BPBD menyiapkan personel dan membentuk tim reaksi cepat (TRC) selama 24 jam penuh. Zaini merinci, tenaga itu terdiri dari 15 personel bersiaga darurat bansor. Kemudian ditambah 12 personel secara bergiliran siaga di posko. ’’Sewaktu-waktu kita juga bisa melibatkan TNI/Polri dan para relawan,’’ tandasnya.
Dia menambahkan, selama pemulihan, pemda sudah menerjunkan alat berat yang diperuntukan membuka akses jalan hingga membersihkan material longsor dan banjir bandang.
Di lain sisi, ratusan karung dan anyaman bambu (gedek) sebagai upaya perbaikan pada sejumlah tanggung yang mengalami kritis dan jebol akibat diterjang banjir bandang juga dilakukan. Pemda sudah memberikan bantuan berupa paket sembako, pakaian, paket kesehatan, peralatan makan, dan paket sekolah bagi para korban.
’’Untuk tanggul jebol sudah kita tangani secara kedaruratan. Kita sudah kirim ribuan karung plastik untuk perbaikan tanggul. Sebagai penahan, bilik bambu juga ikut kita kirim,’’ pungkasya.