SOOKO, Jawa Pos Radar Mojokerto – Menginjak penghujung ekskavasi tahap empat Situs Tribhuwana Tunggadewi di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, temuan baru kian bertambah. Terbaru, tim ekskavasi mendapati sejumlah pecahan keramik dan terakota yang diduga berasal dari China.
Narasumber arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Ismail Lutfi mengatakan, tak hanya mendapati struktur baru, tim ekskavasi juga menemukan pecahan keramik dan terakota di situs. Uniknya, terakota itu telah berhias alias berukir. Hanya saja, sekitar delapan pecahan keramik dan terakota itu didapati dalam kondisi rusak parah. ”Ini kondisinya jelek (rusak), tapi sudah berhias. Sayangnya sudah rusak kena cangkul. Tapi bisa kita simpulkan bahwa di sini menyediakan bahan terakota yang berornamen, ndak cuma polos,” ujarnya.
Dijelaskannya, empat keping pecahan yang didapati merupakan bagian bibir keramik. Kuat dugan, pecahan itu merupakan bagian dari wadah berdiameter besar. Pihaknya masih enggan berspekulasi lebih jauh terkait fungsi dan kegunaan wadah keramik itu lantaran perlu adanya pengkajian lebih lanjut. ”Fungsinya masih belum tahu. Tapi karena ini konteksnya di bangunan suci, mungkin dijadikan wadah air, bunga, atau perangkat (peribadatan) yang lain,” terangnya. Dipastikannya, hal tersebut sesuai dengan ritus yang dilakukan di situs yang merupakan bangunan suci itu.
Sejumlah kepingan keramik dan terakota tersebut diduga berasal dari China. Sebab, pada era Majapahit mayoritas gerabah dan keramik merupakan hasil produksi dan didatangkan dari Negeri tirai bambu. ’’Kalau di masa Majapahit, paling sering keramik yang kita temukan dari Dinasti Yuan dan Dinasti Ming,’’ tukas Lufti. (vad/fen)