27.8 C
Mojokerto
Saturday, June 10, 2023

Ruang Kepsek Jadi Musala, Empat Tahun Rusak Gedung Sekolah Tak Diperbaiki

MOJOSARI, Jawa Pos Radar Mojokerto – Empat ruangan di gedung SDN Jotangan, Kecamatan Mojosari mengalami rusak parah sejak empat tahun silam. Meski begitu, pemerintah daerah tak pernah menyentuh perbaikan.

Berdasarkan pantauan Jawa Pos Radar Mojokerto, dua dari empat ruang kelas itu sudah dibiarkan kosong karena mengalami kerusakan pada bagian genteng dan plafon. Sedangkan, satu ruang lainnya masih digunakan ruang perpustakaan dan UKS. Sementara, satu ruangan difungsikan menjadi ruang guru dan kepala sekolah.

Kepala Sekolah SDN Jotangan Nurul Tri Musfida mengatakan, kerusakan yang terjadi sejak 2018 itu kian parah ketika terjadi peristiwa angin puting beliung tiga tahun silam. Bencana tersebut merobohkan pepohonan sekitar sekolah dan menimpa atap bangunan. ”Tepatnya 2019 lalu. Karena waktu itu kena puting beliung. Tambah parah dan sampai sekarang tidak bisa digunakan,’’ ujarnya, kemarin.

Nurul menambahkan, dengan kondisi itu, ia sudah melarang siswa beraktivitas di dalam ruangan tersebut karena sangat membahayakan. ”Sekarang, ruang kelas sudah terisi semua,” bebernya.

Kekurangan ruangan di sekolah ini pun terjadi. Saat ini, kepala sekolah pun sudah merelakan bergabung di ruang guru. Karena, ruangan khusus kepsek sudah dialihfungsikan sebagai musala.

Baca Juga :  Pemakaman Kiai Ud Dilepas dengan Pekikan Salawat Nabi

Kerusakan yang berlangsung cukup lama itu, sudah dilakukan pengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto. Hanya saja, hingga kini, tak kunjung direalisasikan. Dispendik beralasan, sumber data yang tersaji di dapodik tak sesuai dengan kondisi di lapangan. ”Ruang kelas dianggap sudah cukup. Sedangkan, untuk yang bangunan ini fungsinya bukan kelas aktif. Jadi data di dapodik, kita tidak bisa dapat rehab dan tidak masuk dalam proyek DAK tahun ini,” terang dia.

Meski dianggap sudah mencukupi, namun sebulan lalu, Dispendik kembali melakukan survei kondisi sekolah dengan 112 siswa ini. Mereka menjanjikan, SDN Jotangan akan menerima anggaran rehabilitasi gedung tahun 2023 nanti. ”Mudah-mudahan saja,” imbuhnya.

Sementara itu, Kabid Sarana Prasarana (Sarpras) Pendidikan Dispendik Kabupaten Mojokerto Adi Mahendarto menyebut, tak kunjung diperbaikinya gedung itu disebabkan kerusakan yang menimpa ruangan itu tak masuk skala prioritas. ”Kita lebih memprioritaskan ruang kelas dulu,” ujarnya.

Namun, ia mengaku baru mengetahui jika gedung tersebut masih digunakan sebagai ruang guru. Karena, data yang diunggah di dapodik (data pokok pendidikan) menyebutkan, kondisi sekolah sedang baik-baik saja. ”Dapodiknya menyebutkan tidak ada masalah. Makanya tidak dapat rehab. Ternyata, dari sekolah belum update dapodik. Padahal, untuk pengajuan rehab harus sesuai dapodik juga,” bebernya.

Baca Juga :  Usut TPPU MKP, KPK Kembali Periksa Pejabat Pemkab

Kendati begitu, Adi menuturkan, dengan kondisi bangunan yang mengkhawatirkan ini, Dispendik sudah memberikan solusi bagi sekolah tersebut. Di antaranya, jika dalam kondisi darurat, perbaikan sementara disarankan menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS). Namun, jika tidak bersifat emergency, maka diajukan rehab tahun depan. ”Kalau tidak bisa keduanya, maka kita sarankan ke pihak sekolah untuk dirobohkan dulu lalu diberi batasan agar siswa tidak bermain di sekitar kawasan itu,” tandasnya.

Perlu diketahui, semula sekolah ini merupakan dua sekolah berbeda. Yakni, SDN Jotangan I dan SDN Jotangan II. Namun, di tahun 2012, kedua sekolah ini dimerger. Dengan penggabungan ini, maka empat ruangan itu tak lagi menjadi kelas sekolah. Melainkan sebagai ruang perpustakaan, UKS, musala, dan ruang guru. (oce/ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/