HARI Kartini menjadi momentum mengenang kembali jasa, semangat, dan kepeloporan RA. Kartini dalam memperjuangkan persamaan derajat. Karena itu, momen ini diharapkan bisa menjadi sarana intropeksi diri, terutama kaum perempuan.
Demikian yang diungkapkan Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Ayni Zuroh. Dia mengatakan, dari perjuangan Kartini dalam menyuarakan emansipasi wanita, ada banyak hal yang bisa dipetik dan dijadikan pembelajaran. Sehingga, momen ini tak hanya menjadi ajang seremonial semata. Melainkan juga diresapi sekaligus menjadi mawas diri bagi kaum wanita, khususnya di Kabupaten Mojokerto.
”Hari Kartini tahun ini, diharapkan bisa menjadi momentum untuk mengevaluasi berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mewujudkan harapan dan cita-cita ibu Kartini. Karena, kalau kita telisik lagi ada banyak hal yang harusnya bisa diamalkan para wanita dari kisah perjuangan beliau,” katanya.
Lebih lanjut, Ayni menerangkan, ada enam sifat teladan RA Kartini yang bisa diamalkan saat ini. Pertama, menjadi perempuan berwawasan luas sekaligus cerdas. Politisi PKB ini menerangkan, menjadi pribadi yang melek secara intelektualitas tak harus berbekal ijazah sekolah saja. Namun, wanita bisa mempelajari banyak hal dari mana saja. Terlebih lagi saat ini akses belajar sangat mudah ditunjang dengan beragam kecanggihan teknologi. ”Otomatis, dengan banyak belajar, pikiran kita semakin kritis, terbuka dan maju tanpa melupakan norma agama,” ucapnya.
Masih kata Ayni, pelajaran lain yang bisa diambil dari momen Hari Kartini kali ini, yakni perempuan harus memiliki tekad yang bulat serta pantang menyerah. Apalagi, jika berjuang dalam berkarya, jangan sampai menjadi pribadi yang putus asa dan tidak percaya diri. ”Kalau menginginkan sesuatu, kita perlu berjuang dan percaya bahwa kita bisa mendapatkannya walau banyak tantangan yang dihadapi,” sebutnya.
Tak lupa, pengamalan lain yang ditekankan Ayni dalam momen Hari RA Kartini ialah patuh dan tetap menghormati orang tua. Bagi Ayni, sudah sepatutnya sebagai anak harus menghargai orang tuanya. ”Sekarang sudah banyak generasi muda yang acuh terhadap orang tua mereka. Inilah yang perlu kita benahi sekaligus direnungi lagi. Padahal, tanpa orang tua, belum tentu kita bisa jadi seperti sosok kita yang saat ini,” ujarnya.
Sikap lain yang perlu dicontoh dari sosok RA Kartini, lanjut Ayni, ialah berani dan optimis. Dia mengimbau agar para wanita untuk tidak takut menggapai menggapai mimpi. Selain itu, mereka harus berani menyuarakan kebenaran serta memiliki semangat juang tinggi. ”Harus berani speak up. Wanita juga punya hak yang sama untuk berbicara atau mengutarakan pendapat di hadapan umum dan tak lupa harus tetap optimis dengan apa yang sudah kita lalui,” tegasnya. Namun, keberanian dan optimisme itu harus disertai dengan sikap sederhana dan rendah hati.
Ayni mengatakan, wanita masa kini diharapkan mampu menyadari kapasitas diri sendiri. Baik dari segi kelebihan atau kekurangan mereka masing-masing. Namun, kedua aspek tersebut harus tetap diimbangi dengan mencintai diri sendiri.
Terakhir, tak kalah penting, Ayni menegaskan wanita zaman kini diharapkan bisa memiliki jiwa sosial tinggi dan penuh kasih sayang. Jiwa sosial bisa dimulai dari kepedulian atas sesama. Wanita juga berhak mendapatkan hak pendidikan yang tinggi. ”Karena, seperti ungkapan yang ada bahwa mendidik satu perempuan, maka sama halnya mendidik satu generasi. Kartini juga selalu memandang bahwa manusia diciptakan untuk saling menyayangi dan mengasihi. Maka saya harap, berbagai pandangan Kartini ini bisa menjadi amalan yang patut dicontoh bagi para perempuan masa kini. Mari berbenah dan jadikan momentum tahun ini sebagai intropeksi menuju generasi wanita yang maju,” pungkasnya. (oce/ron)