25.8 C
Mojokerto
Sunday, June 11, 2023

Pemda Terganjal Kewenangan

Tangani Banjir di Jalur Nasional

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Ancaman luapan banjir di avour Sumberwaru, Desa Kembangsri, Kecamatan Ngoro terus terjadi selama musim hujan. Kecilnya drainase dan serapan serapan air yang minim, menjadi pemicu. Sementara, pemda terganjal penanganan karena di luar kewenangan.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Mojokerto, Rinaldi Rizal Sabirin, menegaskan, penyebab banjir yang terjadi di kawasan Ngoro selama ini cukup kompleks. Genangan di Sumberwaru itu berasal dari avour Sumberwaru yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. ’’Karena kewenangan BBWS maka penanggulangan kita masih bersifat darurat saja. Seperti normalisasi, peninggian tanggul dan perbaikan tanggul yang jebol,’’ ungkapnya.

Meski terdapat drainase di sisi kanan dan kiri jalan poros Mojokerto-Pasuruan tersebut, lanjut Rinaldi, masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan derasnya air kiriman dari hulu. Kondisi itu diperparah banyak titik yang tersumbat dan berakibat pada kurang lancarnya aliran air. Khususnya saat hujan deras, secara otomatis membuat debit air meningkat. ’’Patut diingat juga kondisi eksisting Ngoro juga mempengaruhi kerawanan bencana di sana. Di atasnya daerah galian yang mengakibatkan hilangnya area serapan air, kemudian di bawahnya daerah industri yang berkembang pesat,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Pemkab Nikmati Bagi Hasil Rp 1,7 Miliar

Sehingga, tegas Rinaldi, selama ini air langsung ke drainase dan irigasi. Karena beban terlalu berat, sehingga berisiko terjadi luapan air ke jalan raya. ’’Jadi sangat kompleks, penanganan apa pun yang kita buat di hilir tidak akan ada artinya kalau di hulu tidak dikonservasi. Artinya butuh tambahan area serapan air yang di atas,’’ tegasnya.

Kendati begitu, sebulan lalu, Pemkab sudah melakukan perjanjian kerja sama dengan BBWS terkait sinergi penanganan banjir. ’’Jadi nanti ada pembagian peranan untuk penanganan banjir,’’ ujarnya.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Supangkat menambahkan, banjir di jalur nasional tersebut memang masih menjadi ancaman. Sebab hasil assessment selama ini, belum ada penanganan permanen dalam penanggulangan luberan air bersumber dari luapan avour Sumberwaru tersebut. ’’Potensi banjir masih tinggi terjadi jika hujan deras. Penyebabnya dari dulu masih tetap, karena sempitnya drainase, khususnya yang di depan SPBU, sementara debit airnya tinggi,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Banjir Makin Parah, Bumil, Balita, dan Lansia Dievakuasi

Sehingga, jika terjadi banjir, mau tidak mau sistem buka tutup jalur kerap dilakukan petugas kepolisian. Itu menghindari kendaraan mogok dan terseret arus. ’’Selain arusnya deras, ketinggian air di jalan raya juga capai 10-15 centimeter,’’ tuturnya. (ori/ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/