SOOKO, Jawa Pos Radar Mojokerto – Kelangkaan pupuk bersubsidi terjadi di lapangan saja. Lantaran, belasan ribu ton pupuk bersubsidi tersimpan di gudang milik PT Petrokimia Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.
Hal itu diketahui setelah dilakukan inspeksi mendadak (sidak) dari rombongan Komisi II DPRD Kabupaten Mojokerto, kemarin. Belasan ribu ton pupuk bersubsidi masih tersimpan rapi di kompleks pergudangan perusahaan produsen pupuk tersebut di Jl RA Basuni Desa/Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Sugeng Hadi Pramono mengatakan, pihaknya baru mengetahui adanya belasan ribu ton pupuk setelah menginspeksi gudang milik PT Petrokimia di Mojokerto, kemarin. Sebelumnya, pihaknya sudah menanyakan dengan dinas pertanian (disperta) terkait kelangkaan pupuk di wilayah kabupaten.
’’Petani berbagai kecamatan di kabupaten mengalami kelangkaan pupuk. Setelah kami koordinasi dengan dinas pertanian lalu sidak ke sini. Ternyata, banyak pupuk bersubsidi masih tersimpang di sini,’’ ungkapnya ditemui di lokasi.
Dikatakannya, pupuk yang tersimpan di gudang tersebut adalah pupuk bersubsidi milik PT Petrokimia. Sebagai perusahaan negara produsen pupuk bersubsidi. ’’Ini pupuk bersubsidi. Ternyata di lapangan kondisinya kelangkaan. Di gudang ternyata masih banyak sekali,’’ kata dia.
Menurut penelusuran Komisi II, stok pupuk bersubsidi yang tersimpan di gudang itu memang untuk jatah wilayah Kabupaten Mojokerto. Hanya saja, belum dikeluarkan oleh PT Petrokimia menyusul belum adanya surat rekomendasi dari pemprov selaku regulator pupuk bersubsidi. ’’Itu sebenarnya jatah Kabupaten Mojokerto. Karena, masih ada bagian dari total kebutuhan riil sekitar 100 ribu ton pupuk yang belum dikeluarkan,’’ terang dia.
Kalangan dewan mendorong agar pemkab melalui disperta mengajukan permohonan bantuan pupuk bersubsidi kepada pemprov. Juga, meminta kuota pupuk yang belum direalisasi sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) wilayah kabupaten. ’’Kami juga akan dorong agar pemprov memberikan kuota 11 ribu ton yang belum terealisasi,’’ tambah Sugeng.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko membenarkan adanya kelangkaan pupuk bersubsidi di wilayah kabupaten. Menyusul, berkurangnya pemberian jatah pupuk bersubsidi dari angka kebutuhan riil pupuk. ’’Memang masih ada kuota bagi kabupaten. Hanya saja, itu yang menentukan dari pemprov yang mana kepanjangan pemerintah pusat selaku pemberi subsidi pupuk bagi petani,’’ ujarnya.
Ditemui di tempat yang sama, Staf Perwakilan Daerah Penjualan PT Petrokimia Wilayah Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Edy Susanto, mempertanyakan jenis kelangkaan pupuk yang dimaksud. Pada tingkat alokasi atau ketersediaan pupuk. ’’Kalau saya melihat karena alokasi kita lebih rendah dibanding sebelumnya. Sehingga kelangkaan pasti timbul,’’ kata dia.
Ia mengatakan, pupuk bersubsidi yang berada di gudang adalah ketersediaan pupuk yang belum terdistribusikan. Lantaran, alokasi untuk Kabupaten Mojokerto pada tahun ini, kata dia, hanya 57 persen dari tahun lalu. ’’Ini karena RDKK Kabupaten Mojokerto lebih besar dari alokasi yang ada,’’ katanya.