SOOKO, Jawa Pos Radar Mojokerto – Keputusan pemerintah dalam menerapkan ”lockdown” berimbas besar terhadap para pebisnis tour and travel. Para pebisnis di bidang ini paling merasakan dampak penyebaran virus korona tersebut. Bahkan, mereka terkesan ”shutdown” sementara karena harus menunda agenda tur dari para klien.
Seperti yang ditegaskan Dani Arihadi. Pengelola Majapahit Tour and Travel, Jalan Empunala, Kota Mojokerto, ini mengaku, pihaknya harus me-reschedule belasan agendanya melakukan wisata ke sejumlah daerah. ’’Ada 16 grup yang harus kami reschedule,” katanya, kemarin.
Kelompok wisata yang ditunda keberangkatannya tersebut, tegas Dani, berasal dari sejumlah instansi pemerintahan dan swasta. Penjadwalan ulang rata-rata diajukan oleh koordinatornya untuk menghindari pertemuan tatap muka dengan banyak orang. Padahal, Dani mengakui, reschedule ini berimbas besar. Karena ia sendiri sudah melakukan booking atau pemesanan hotel hingga moda transportasi. ’’Imbasnya tidak hanya saya sebagai travel. Tapi, juga berdampak ke pemilik bus hingga hotel,” tuturnya.
Senada ditegaskan Direktur Eraja Tour, Sooko, Emil Rahmawan. Baginya, agendanya ke Bandung dan Jakarta yang direncanakan akhir pekan esok harus dibatalkan. ’’Kita patuhi pemerintah untuk ”lockdown”. Semua agenda harus kita tunda,” jelas dia. Emil menambahkan, penundaan berwisata para pelanggannya itu, juga dimakluminya. Nyaris tak ada yang memaksanya untuk bepergian. ”Termasuk hotel. Kita resechedule. Pihak hotel juga tidak ada yang menerapkan denda. Saya rasa, semua bisa memakluminya,” bebernya.
Jika wisata keluar daerah berhenti total, bagaimana dengan wisata di Mojokerto? Pemilik Sanggar Bhagaskara, Trowulan, Supriyadi, menegaskan, sejumlah wisatawan dari berbagai daerah masih berkunjung ke Trowulan. Hanya saja, tak sedikit yang sudah dibatalkan. ’’Tadi pagi (kemarin, Red) ada beberapa keluarga yang booking melalui startup. Dan, baru saja saya cancel. Karena kita harus mematuhi pemerintah,’’ kata dia. Tak hanya dari luar daerah. Supriyadi menerangkan, turunnya instruksi pemerintah untuk melakukan social distancing, juga harus membatalkan sejumlah agenda besar. Semisal, Festival Kampung Majapahit dan Bossanova Jazz yang bakal digelar awal April nanti.
Agenda ini diyakini Supri mampu menyedot perhatian dari sejumlah kalangan. Selain dihadiri para akademisi, para pecinta jazz dari berbagai penjuru juga telah mengkonfirmasi kehadiran. Perform jazz ini telah dirancang matang sejak tiga bulan. Band-band papan atas direncanakan hadir dalam event ini. ’’Kalau festival kampung Majapahit, sudah rutin. Kami rutin menggelar setiap bulan,’’ katanya.
Dengan potensi massa yang hadir mencapai ratusan orang, maka ia pun mengeluarkan keputusan untuk patuh terhadap imbauan pemerintah. ’’Harus diwaspadai juga. Kami tidak ingin, acara itu justru menjadi tempat penyebaran virus. Kami ingin, semua tenang dan cooling down dulu,” pungkas dia.