MOJOKERTO – Sebanyak 82 siswa SDN Talun di Desa Talunblandong, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto belakangan ini mengikuti belajar mengajar (KBM) di bawah ancaman kerusakan bangunan sekolah.
Pantauan Jawa Pos Radar Mojokerto Senin (18/12) nampak kerusakan tersebut memang cukup memprihatinkan. Beberapa plafon bagian teras, ruang kelas, dan bahkan ruang guru sudah banyak yang jebol. Selain itu, kayu penyangga bangunan juga terlihat sudah lapuk.
Kepala SDN Talun Bisri tidak menampik bangunan lembaga pendidikan yang dinaunginya memang mengalami kerusakan di beberapa titik. Namun, di sisi lain, dia belum mengajukan rencana perbaikan ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto.
Alasannya, lanjut Bisri, untuk pengajuan perbaikan, sekolahnya harus bisa memenuhi syarat perbaikan. Salah satu di antaranya harus memiliki 160 siswa. ”Sementara siswa di sekolah SDN Talun hanya ada 82 saja,’’ katanya.
Terpisah, Kabid Sarana Prasarana, Dispendik Kabupaten Mojokerto, Catur Iriawan mengaku belum mengetahui kondisi secara pasti tingkat kerusakan bangunan di SDN Talun. ”Sekolah di Mojokerto kan banyak. Jadi, tidak mungkin kami tahu semuanya,’’ jelasnya.
Namun, kata Catur, dalam minggu ini pihaknya akan melakukan survei ke SDN Talun. Jika memang nanti kerusakannya membutuhkan perbaikan segera, dispendik mengusahakan akan memasukkan dalam program perbaikan di tahun 2019 mendatang.
”Kita lihat dulu tingkat kerusakannya bagaimana. Terus kita rencanakan ke depannya,’’ ujarnya. Disinggung perihal persyaratan perbaikan sekolah, Catur mengaku tidak ada ketentuan atau persyaratan tertentu.
Yang penting, lanjutnya, perbaikan memang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan sekolah masing-masing. ”Memang harus sesuai kebutuhan saja,’’ tandasnya. (ras)