KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Kota Mojokerto berhasil meraih dua penghargaan sekaligus. Di bidang kesehatan, di antaranya penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan tahun 2021, dan kota terbaik nomor dua Nasional STBM berkelanjutan kategori Enabling.
Pengumuman penghargaan ini dilaksanakan saat peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia Tingkat Nasional secara virtual, pada Jumat (15/10) lalu. Sebagai informasi, pada tahun 2020 lalu, Kota Mojokerto telah menerima penghargaan STBM Award kategori ODF (Open Defecation Free).
Kemudian, di tahun 2021, Kota Mojokerto kembali maju dan berhasil meraih dua penghargaan tersebut. ’’Jadi syaratnya untuk maju mengikuti STBM berkelanjutan itu kan sudah pernah mendapatkan penghargaan kota ODF. Kemudian sudah melaksanakan lima pilar STBM secara berkelanjutan. Nah kota Mojokerto sudah melaksanakan itu terutama kategori enabling merujuk pada dukungan regulasi kab/kota untuk pembangunan sanitasi daerah,’’ ungkap Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasi, saat di konfirmasi Minggu (17/10).
Wali Kota perempuan pertama di Kota Mojokerto ini berharap, dengan masuknya kota Mojokerto dalam STBM berkelanjutan dan menjadi kota terbaik nomor dua se Indonesia untuk kategori Enabling, mampu mensupport Kota Mojokerto menuju penilaian Kota sehat. ’’STBM berkelanjutan ini kan menunjang penilaian kota sehat kota Mojokerto. Harapannya kan bisa mensupport menuju penilaian kota sehat tingkat provinsi tahun depan. Kemudian tahun berikutnya kita masuk penilaian kota sehat tingkat Nasional,’’ ujar Ning Ita, sapaan akrabnya.
Dengan diraihnya STBM berkelanjutan ini, menandakan lima pilar STBM yang meliputi stop buang air sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, serta pengamanan limbah cair rumah tangga di Kota Mojokerto sudah memenuhi syarat dan terbilang baik.
’’Ini menandakan lima pilar STBM ini sudah bagus, sudah tercapai, sudah di maintenance dengan baik. Tinggal bagaimana ini ditingkatkan lebih baik lagi, kemudian output-outcome-nya itu benar- benar menjadi suatu kebiasaan di seluruh lapisan masyarakat,’’ pungkasnya.