KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemkab Mojokerto membuka posko Pilkades. Langkah ini karena tensi Pilkades yang bakal digelar di 41 desa tersebut mulai menghangat.
Sekdakab Mojokerto Teguh Gunarko menegaskan, berbagai antisipasi terus dilakukan pemda sebagai upaya menciptakan kondisi aman dalam tiap tahapan helatan pilkades serentak yang bakal digelar September mendatang. ’’Salah satu yang jadi kesiapan pemkab, kami akan buat posko di DPMD untuk memantau tiap peristiwa yang terjadi di lapangan,’’ ungkapnya.
Hingga tahapan verifikasi berkas para bacalon yang masuk ke panitia, lanjut Teguh, memang kondisi di lapangan masih kondusif. Manuver yang dilakukan para bacalon berikut pendukungnya masih di batas kewajaran. ’’Sehingga, situasi terkini masih bisa terakomodir oleh panitia. Termasuk, pengawas, kecamatan atau pun kabupaten,’’ tuturnya.
Meski tensi politik di masing-masing desa perlahan naik, sejauh ini peta kerawanan juga berubah. Jika awalnya, terpetakan desa dengan pendaftar lebih dari lima orang, nyatanya, sesuai laporan di lapangan, mereka banyak mencabut berkasnya dan mengundurkan diri sebelum tahapan tambahan atau seleksi dari panitai berlangsung.
’’Itu yang menjadikan peta kerawanan cukup dinamis. Tapi kita optimis, sampai akhir penetapan nanti 41 desa ini berjalan kondusif. Karena kami yakin kesadaran masyarakat menjaga desanya juga tinggi,’’ paparnya.
Pemkab pun meminta para camat selaku pengawas wilayah selalu aktif dalam melakukan deteksi dini. Termasuk, koordinasi dengan polsek dan koramil sebagai bentuk penanganan setiap perkara di desa yang ikut dalam helatan pilkades serentak.
’’Artinya, penanganan cepat dengan penyelesaian tepat sebisa mungkin dilakukan di tingkat kecamatan. Ini yang selalu kita tekankan kepada para camat agar persoalan tidak semakin melebar dan cepat selesai. Sehingga tidak sampai mencuat ke tingkat kabupaten,’’ jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bakesbangpol Kabupaten Mojokerto, Nugroho Budi Sulistiya, menambahkan, hingga kini kondisi di lapangan masih kondusif. Sejumlah persoalan yang mengemuka masih di batas kewajaran. Seperti halnya, protes bacalon berikut pendukungnya di Desa Canggu beberapa waktu lalu juga masih dalam koridor terkendali.
’’Setiap persoalan masih dibatas kewajaran. Tidak ada yang sampai keluar dari aturan dan tata tertib. Kalau tensi politik mulai naik itu sudah biasa karena namanya pilkades, yang penting tidak sampai menabrak aturan. Kami juga optimis bakal berjalan kondusif,’’ ungkapnya.
Peta kerawaan Pilkades serentak di Kabupaten Mojokerto cukup dinamis. Selain banyak yang berguguran akibat tak mau melengkapi syarat administrasi, beberapa bakal calon kades di sejumlah desa malah ramai-ramai mundur dalam helatan pesta domokrasi yang digelar September mendatang.
Itu lantaran, gugurnya para bacalon yang mendaftar bukan karena tersisihkan akibat seleksi tambahan yang dilakukan panitia sesuai Perbup Mojokerto nomor 4 Tahun 2022 tentang petunjuk pelaksanaan pilkades. (ori/ron)