MOJOKERTO – Ada pemandangan berbeda di pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler Ke-102 di Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Selasa (17/7).
Jika TNI lebih banyak berkutat di pembangunan fisik berupa infrastruktur, kali ini anggota TNI ikut mengajar di sekolah dalam rangka program TMMD nonfisik.
Di SDN Jembul misalnya. Dengan memanfaatkan jam kelas yang kosong, anggota satgas TMMD ini mengajar layaknya seorang guru dan materi yang diberikan seputar wawasan kebangsaan.
’’Sebelum mengajar, tentu saja ada persiapan, kan yang dihadapi anak-anak. Jadi materinya juga menyesuaikan,’’ ungkap Peltu Zainul Arifin, salah satu peserta.
Materi juga disampaikan melalui lagu-lagu kebangsaan. Anak-anak diajak bernyanyi bersama. Selain itu ada materi hitung-hitungan yang diberikan. Proses belajar mengajar ini berlangsung selama 30 menit.
’’Alhamdulillah bisa menyesuaikan dengan anak-anak. Terutama saat bernyanyi lagu kebangsaan, ternyata mereka antusias,’’ terangnya. Dandim 0815 Mojokerto Letkol Kav Hermawan Weharima juga terlibat langsung dalam penananman karakter anak di dalam kelas.
Tak ada rasa canggung dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) ini. Para pelajar terlihat antusias. ’’Materi ini sangat penting, mengingat masalah wawasan kebangsaan sudah mulai luntur di kalangan anak muda. Untuk itu perlu diajarkan sejak dini,’’ jelasnya.
Dengan gayanya yang khas, selama mengajar dia mengajak para siswa untuk lebih dekat dengan TNI. Yakni, memberikan arahan dan motivasi dengan bahasa yang sederhana kepada anak-anak agar lebih giat belajar demi meraih cita-cita yang diinginkan.
Termasuk, dapat membanggakan kedua orang tua dan berguna bagi nusa dan bangsa. ’’Jadi, jiwa-jiwa patriot juga akan timbul dari anak-anak. Sehingga diharapkan mereka punya motivasi untuk membangun bangsa ini,’’ tuturnya.
Pasalnya, penanaman karakter sejak dini dianggap menjadi sangat penting untuk membawa generasi muda cintah tanah air. Bahkan, ke depan meraka akan turut andil menjadi generasi penerus yang berkualitas.
’’Ini juga sebagai bentuk sebuah miniatur pembangunan bangsa. Semua terlibat di dalamnya, semua ikut gotong royong, dan ini kita terapkan kepada anak-anak,’’ paparnya.