KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Jumlah pasien Covid-19 di kabupaten terus menurun. Itu terlihat dari keterisian rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 serta isoter yang sudah lengang.
Seperti yang terjadi di RSUD Prof dr Soekandar. Hingga kemarin (17/3), hanya tersisa dua pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit pelat merah ini. Pasien yang tengah menjalani perawatan saat ini memiliki penyakit penyerta dan lansia. Sehingga, perlu penanganan khusus dan harus rawat inap. ”Yang satu masih umur empat tahun. Satunya lagi 77 tahun,” ujar Direktur RSUD Prof dr Soekandar dr Djalu Naskutub.
Djalu menuturkan, dalam sebulan terakhir, tren kasus Covid-19 melandai. Jumlah pasien yang dirawat terus berkurang. Sehingga, angka kapasitas tempat tidur di RSUD berada jauh di bawah lima persen. ”Dari total 68 tempat tidur, hanya terisi dua saja karena kasusnya turun. Sehingga, rata-rata BOR-nya masih berkisar 2,9 persen,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto dr Ulum Rokhmat Rokhmawan mengatakan, persentase BOR 10 RS di kabupaten sudah berada di bawah 20 persen. Hal itu disebabkan jumlah pasien yang menjalani perawatan, terus berkurang. ”Rata-rata BOR RS-nya 17,74 persen. Yang isoter malah nol persen. Karena di tiga isoter yang disiagakan sudah tidak ada pasien sama sekali,” ungkapnya.
Meski jumlah kasus Covid-19 mengalami penurunan, namun Ulum enggan menyebut, wilayahnya sudah berhasil melewati puncak gelombang tiga Covid-19. Sebab, menjelang bulan puasa, wabah korona diprediksi mengalami kenaikan. Itu dipicu dari aktivitas warga yang mulai berkerumun dan abai terhadap protokol kesehatan (prokes). ”Makanya, ini juga isoter belum kita tutup. Tetap disiagakan terus. Jadi, belum bisa disebut melewati masa puncak. Karena masih ada puasa dan hari raya Idul Fitri nanti yang harus diantisipasi,” tegasnya. (oce/ron)