27.8 C
Mojokerto
Saturday, June 10, 2023

Fokus Turunkan Angka Penularan

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Penerapan tatanan era normal baru atau new normal masih menjadi pembahasan serius di internal Pemkab Mojokerto. Selain harus menyiapkan regulasi, menurunkan angka penularan Covid-19 juga harus dipenuhi lebih dulu sebelum new normal benar-benar bisa diterapkan di Kabupaten Mojokerto.

Termasuk juga membangkitkan kembali ekonomi masyarakat pasca tiga bulan menghadapi pandemi Covid-19. Pemenuhan inilah yang masih menjadi fokus utama pemkab sebelum menata kehidupan baru dalam menghadapi Covid-19.

Jubir Gugus tugas Covid-19 Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto mengatakan, ada enam indikator yang harus dipenuhi sebelum new normal diaktifkan. Salah satunya menstabilkan rate of transmition atau persentase penularan Covid-19 sesuai Kepmendagri Nomor 440-830 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru Produktif dan Aman Covid-19. Untuk bisa memenuhinya, dibutuhkan upaya survailans atau deteksi persebaran virus yang lebih masif lagi. Yakni lewat pemeriksaan masal rapid test hingga uji swab demi bisa mencapai kurva puncak angka pasien positif.

Baca Juga :  Pemkab Mojokerto Bantu 25 Ton Benih Padi kepada 35 Poktan Terdampak Banjir

’’New normal belum aktif, masih dalam pembahasan. Sebelum diberlakukan, kami harus memenuhi indikatornya dulu. Sementara ini fokus utamanya adalah melandaikan angka penularan,’’ tuturnya.

Nah, upaya ini yang terkadang dipersepsikan terbalik di kalangan masyarakat umum. Termasuk New Normal yang diasumsikan menormalkan kembali aktivitas masyarakat. Sehingga, sempat terjadi kerumunan massa di beberapa titik sentral, utamanya di kawasan wisata Pacet dan Trawas beberapa waktu lalu. Pun demikian ketika terjadi lonjakan tajam pertambahan pasien Covid-19 dua pekan terakhir, diasumsikan sebagai dampak atas renggangnya protokol kesehatan.

Padahal, untuk menggapai puncak kurva tertinggi, pemkab memang dituntut mampu mendeteksi lebih banyak lagi angka pasien positif. Bahkan untuk mengejar angka tersebut, pemkab sampai rela mendatangkan mesin polymerase chain reaction (PCR) baru. Sehingga langkah tracing dan trekking hingga isolasi nantinya bisa lebih efektif lagi.

Baca Juga :  Peduli Kesetaraan Gender, Sempurnakan Program PUG

’’Sekarang beberapa tenaga medis mulai dididik untuk bisa mengoperasikan mesin PCR. Nantinya mesin PCR tersebut bisa beroperasi untuk uji swab lebih banyak. Sehingga tidak harus tergantung dari Pemprov Jatim,’’ tambahnya.

Sementara itu, hasil rapid test masal yang digelar tiga hari terakhir sudah menghabiskan 1.322 unit. Dengan hasil reaktif mencapai 102 orang. Terdiri dari 78 orang hasil pemeriksaan di Pasar Sawahan, Bangsal, 78, 2 orang di pasar Legi Mojosari, 10 orang di Desa Wunut, 9 orang di Desa Sumolawang, serta 3 orang di Pacet.

Ratusan orang reaktif tersebut langsung dijadwalkan menjalani pemeriksaan swab untuk mengetahui sejauh mana infeksi Covid-19. ’’Bantuan seribu rapid test dari pemprov sudah dihabiskan. Dan kami masih akan meminta lagi untuk pemeriksaan massal di kantong-kantong lain,’’ pungkas Ardi.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/