OPTIMALISASI penggunaan Aplikasi SiLacak dan InaRisk menjadi atensi khusus Pimpinan TNI/TNI AD. Pasalnya hal tersebut merupakan salah satu indikator kinerja para Babinsa saat melakukan tracing di lapangan.
Dandim 0815 Mojokerto Letkol Inf Beni Asman, S.Sos., M.H., mengaku tak henti memberikan arahan dan penekanan khusus kepada para Babinsa. Baik secara langsung maupun melalui Danramil, Pasiops dan Pasiter. Bahkan untuk mengecek penggunaan dan penguasaan Aplikasi SiLacak dan InaRisk oleh para Babinsa, dirinya sudah keliling ke beberapa koramil, dan ternyata belum semua Babinsa mahir dalam menggunakan kedua aplikasi tersebut. ’’Saya sudah keliling ke beberapa koramil untuk sampel, ternyata hasilnya sangat variatif, ada beberapa Babinsa yang sudah bisa mengoperasikan namun kesulitan ketika menjelaskan, ada juga yang sebaliknya, dan tidak sedikit yang mampu mengoperasionalkan sekaligus memberikan penjelasan tentang langkah-langkah penggunaan kedua aplikasi tersebut,’’ terangnya.
Untuk memaksimalkan penggunaan dan penguasaan kedua aplikasi tersebut, sejak Kamis (12/8) lalu, pihaknya meminta Pasiops dan Pasiter mengumpulkan perwakilan para Babinsa dari beberapa koramil melalui kegiatan Jam Pimpinan di Pendopo Griya Paramitra Cikaran. Abituren Akmil Angkatan 2001 ini, meminta para Danramil untuk terus melatih para Babinsa terkait aplikasi SiLacak dan InaRisk. Sementara kepada para Babinsa, Dandim meminta untuk mengaktifkan tracer digital melalui akun masing-masing dan harus digunakan saat melakukan tracing di lapangan bersama Bidan Tracer, Kades/Perangkat Desa dan Bhabinkamtibmas.
Alur atau mekanisme tracing dijelaskan, ketika hasil tes Labkesda masuk ke Health Record Kemenkes kemudian masuk ke oto release, setelah oto release ini keluar maka Kepala UPT Puskesmas menyerahkan ke Bidan Tracer kemudian bersama Babinsa, Kades/Perangkat Desa dan Bhabinkamtibmas melaksanakan tracing kepada kontak erat pasien terkonfirmasi positif, pada beberapa hari terakhir. ’’Kontak erat itu meliputi kawan, keluarga, teman kantor atau kerja dan tetangga. Minimal tracing dilakukan terhadap 15 orang, dengan melakukan testing rapid test atau swab antigen, bila nonrekatif atau negatif lakukan karantina selama 5 hari, yang reaktif lakukan PCR bila hasilnya positif lakukan Isoter di tempat yang sudah disiapkan pemerintah selama 14 hari, kemudian swab bila negatif, bisa bebas,’’ bebernya.
Dandim juga meminta para Babinsa untuk bekerja sama dan bersinergi dengan kades atau perangkat desa, Bhabinkamtibmas dan Bidan Desa dalam melakukan tracing di desa binaan masing-masing. Harus diingat, aplikasi SiLacak dan InaRisk ini merupakan alat kontrol Pimpinan dan Komando Atas dalam memantau kinerja para tracer termasuk Babinsa di lapangan. ’’Tetaplah berbuat baik, tulus dan ikhlas dalam bekerja termasuk dalam melaksanakan tracing, karena hal ini dilakukan untuk memutus mata rantai Covid-19,’’ tutur Dandim.