KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Penanganan darurat terhadap tanggul Sungai Sumberkembar yang jebol sepanjang 20 meter di Dusun Tambak Agung, Desa Kebondalem, Kecamatan Mojosari, diperkirakan menelan waktu hingga sebulan. Alat berat backhoe tidak bisa menjangkau titik kerusakan yang berada di tengah area persawahan sehingga pekerjaan terpaksa dilakukan secara manual.
Jebolnya tanggul yang mengakibatkan banjir di dua desa itu akan ditangani secara darurat dengan ditutup menggunakan karung pasir (sandbag) dan trucuk bambu. Senin (13/2), tim Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) telah turun ke lokasi. Sebagai langkah awal penanganan, tim melakukan pengukuran titik tanggul yang jebol. ”Setelah pengukuran bersama ini, nanti mobilisasi material untuk persiapan perbaikan tanggul,” terang Kepala DPUPR Kabupaten Mojokerto Rinaldi Rizal Sabirin melalui Kabid Sumber Daya Air (SDA) Rois Arif Budiman.
Rois mengungkapkan, rencana awal perbaikan tanggul anak Sungai Sadar itu akan melibatkan alat berat milik DPUPR. Keberadaan backhoe bisa mempercepat pengerjaan. Namun, hasil survey kemarin, alat berat dipastikan tidak bisa menjangkau titik tanggul yang jebol. Tidak ada akses jalan yang bisa dilewati backhoe. ’’Setelah kita cek semuanya, tidak ada akses untuk alat berat masuk ke situ. Baik dari Desa Jotangan atau dari Desa Kebondalem,” ungkapnya.
Titik tanggul Sungai Sumberkembar yang jebol masuk wilayah Dusun Tambak Agung, Desa Kebondalem. Lokasinya berada di tengah-tengah persawahan. Ada dua akses yang bisa dilalui sepeda motor menuju titik tanggul. Yakni lewat jalan usaha tani (JPU) di Desa Kebondalem dan jalan setapak di Desa Jotangan. ”Yang dari Desa Jotangan itu katanya bisa dibuka buat jalan alat berat, tapi setelah kita cek tetap tidak bisa. Mau tidak mau harus manual,” ulas Rois.
Dengan minimnya akses, perbaikan tanggul terpaksa dilakukan secara manual. Bahan material yang diperlukan akan dibongkar di titik paling dekat dengan tanggul yang bisa dijangkau kendaraan roda empat. Pilihannya di Desa Jotangan dan Desa Kedunggempol. Saat ini, tim BBWS Brantas tengah mempersiapkan material untuk pengerjaan tanggul. ”Ini tim sudah persiapan material, ya nanti kita tunggu lah. Paling minggu-minggu ini sudah mulai, mudah-mudahan tidak hujan,” tuturnya.
Rois memperkirakan, penanganan darurat secara manual ini membutuhkan waktu cukup lama. Berkaca dari pekerjaan-pekerjaan sebelumnya dan melihat tingkat kerusakan tanggul, perbaikan butuh waktu tiga minggu sampai satu bulan. ”Kalau pengalaman tahun kemarin sekitar tiga minggu sampai sebulan, nanti tetap kita monitor terus, sekiranya apa yang perlu dibantu dari BBWS,” tandasnya.
Proses perbaikan tanggul ini dilakukan seiring dengan surutnya debit Sungai Sumberkembar. Pihaknya telah mempersiapkan langkah antisipasi untuk mencegah peningkatan arus yang berpotensi memicu banjir susulan. Selama pengerjaan tanggul nanti, area tanggul yang jebol akan dibendung sehingga aliran sungai tidak meluap. ”Sudah dipersiapkan, nanti dikasih kisdam untuk melindungi bidang kerja supaya tidak banjir,” jelas Rois.
Sebagaimana diketahui, jebolnya tanggul Sungai Sumberkembar telah memicu banjir di Dusun Gembongan, Desa Jotangan, dan Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol. Ratusan rumah terendam banjir sejak Kamis (9/2) sampai Sabtu (11/2). Tanggul tanah setinggi kira-kira lima meter dengan lebar tiga meter yang berada di Dusun Tambak Agung, Desa Kebondalem, itu jebol sepanjang sekitar 20 meter akibat terkikis derasnya arus sungai. (adi/ron)