24.8 C
Mojokerto
Sunday, June 11, 2023

Pengendara Wajib Terapkan Starting Grid ala Sirkuit

KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Mojokerto mulai menerapkan tanda jarak ruang henti kendaraan ala starting grid yang biasa dijumpai dalam sirkuit balap motor.

Langkah pembatasan jarak itu dilakukan untuk mengurai kerumunan pengendara untuk meminimaliris risiko penularan Covid-19. Kepala Dishub Kota Mojokerto Gaguk Tri Prastyo mengungkapkan, penerapan tanda jarak ruang henti tersebut merupakan salah satu bentuk persiapan dalam menghadapi tatanan kehidupan normal baru di sektor transportasi.

Salah satunya terkait phyisical distancing atau menjaga jarak secara fisik. ’’Physical distancing di tatanan transportasi itu mengatur jarak tempat duduk, termasuk mengatur antrean kendaraan di persimpangan,’’ ungkapnya, Minggu (14/6).

Menurutnya, Standar Operasional Prosedur (SOP) terkait new normal di sektor transportasi tersebut masih dalam tahap persiapan. Untuk sementara, dishub masih menerapkan starting grid di simpang empat Jalan Pahlawan.

Baca Juga :  Ning Ita Pimpin Upacara HSN, Sampaikan Arahan Menteri Agama

Menurutnya, selain untuk menguji efektivitas, juga dalam rangka sosialisasi kepada pengendara dan masyarakat. ’’Makanya di Jalan Pahlawan itu kami diambil sebagai percontohan yang akan diterapkan di simpang-simpang yang lain nanti,’’ ujarnya.

Konsep tanda jarak ruang henti kendaraan itu dilakukan dengan mengatur area berhenti bagi kendaraan selama menunggu lampu hijau menyala. Gaguk mengatakan, untuk roda dua diberikan ruang henti di sisi paling depan traffic light. Sementara untuk roda empat berada di bagian belakang.

Uniknya, tanda henti kendaraan roda dua diatur layaknya starting grid yang ada pada ajang balap motor.  Masing-masing kendaraan diatur jarak dengan rentang 1 meter. Gaguk menyebutkan, tujuannya physical distancing untuk kendaraan tersebut mencegah adanya penyebaran Covid-19.

Mengingat, antrean kendaraan pada saat lampu merah menyala di persimpangan bisa berpotensi terjadi penularan virus SARS-CoV-2. Karena bukan tidak mungkin jika ada satu pengendara atau penumpang yang menjadi carrier Covid-19.

Baca Juga :  Pelaku Belum Terungkap, Keluarga Korban Teror Bom Molotov Trauma

Sehingga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Mojokerto menyatakan jika antrean kendaraan harus diatur agar mencegah penularan. ’’Jika ada yang bersin, batuk, atau yang bisa menimbulkan percikan ludah atau droplet, kalau jaraknya berdekatan kan berpotensi menularkan ke pengendara di sebelahnya,’’ paparnya.

Sejauh ini, cara tersebut dinilai cukup efektif untuk mengurai kerumunan antrean kendaraan. Namun, Gaguk menyatakan jika masih ada pengendara lain yang belum memahami tanda berhenti tersebut.

Sehingga, pihaknya harus menerjunkan petugas di lapangan untuk menyampaikan terkait fungsi dari starting grid itu. ’’Memang masih terus membutuhkan sosialisasi dan pemahaman karena ini sesuatu yang baru,’’ pungkas Gaguk. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/