MOJOKERTO – Kasus pembunuhan dilakukan dengan cara cukup sadis terjadi. Senin (13/5) seorang pria belum diketahui identitasnya diduga dibunuh dengan cara dibakar.
90 persen sekujur tubuh pria berkelamin laki-laki ini sudah dalam kondisi hangus di dalam kawasan hutan kayu Dusun Manyarsari, Desa Gunungsari, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto.
’’Memang mengarah ke pembunuhan,’’ ungkap Kapolresta Mojokerto, AKBP Sigit Dany Setyono di lokasi. Dugaan itu dikuatkan dari temuan jasad korban dalam kondisi tidak wajar. Korban yang terbujur kaku dengan kondisi hangus terbakar posisinya tengkurap di atas papan kayu.
Nah, kayu itu yang diduga kuat digunakan pelaku membakar korban. Selain itu, kepala korban terbungkus karung plastik yang melekat pada wajah dan diketahui dalam kondisi sudah meleleh. Sebelum dibakar, diduga korban lebih dulu mengalami penganiayaan.
Hal itu terlihat dari bekas luka yang terdapat pada wajah korban. Selain terlihat lebam di kedua matanya, di keningnyanampak terdapat goresan benda tajam. ’’Dugaannya seperti itu. (dianiaya lalu dibakar). Luka bakarnya hampir 90 persen,’’ katanya.
Namun, Sigit meyakini, lokasi penemuan mayat itu adalah tempat kejadian perkara (TKP) kedua atau sebatas sebagai lokasi korban dibuang dan dievakuasi dengan cara dibakar. ’’Jadi dibunuh di TKP lain dengan waktu yang tak terlalu lama dari waktu penemuan. Karena masih menyisakan asap,’’ paparnya.
Meski demikian, ia belum dapat menyimpulkan bahan apa yang digunakan pelaku untuk membakar korban. Yang jelas, lanjut Sigit, di TKP petugas menemukan sisa kayu seperti bekas daun pintu sebagai alas korban.
’’Mungkin kayu (daun pintu) digunakan alat pembakaran. Alat untuk melakukan pembakaran secara sempurna. Di lokasi kami menemukan bahan spon,’’ paparnya. Penemuan ini sempat membuat tim identifikasi Polresta Mojokerto terkejut. Setelah petugas melakukan pulbaket (pengumpulan bahan keterangan) menemukan kaus warna oranye bertuliskan polisi.
’’Lho kok tulisane polisi (kausnya kok ada tulisan polisi),’’ ujar petugas. Menanggapi hal itu, Sigit juga tidak bisa berspekulasi. ’’Masih kita dalami. Mudah-mudahan (kaus polisi) bisa sebagai alat petunjuk,’’ tandasnya.
Menurutnya, jasad yang sebelumnya diduga berjenis perempuan ini kali pertama ditemukan, Partono, 58, warga setempat sekitar pukul 07.15. Saat itu, dia bersama 6 warga lainnya bercocok tanam jagung di kebun milik Tegas, warga setempat.
Di tengah bertani ia dikejutkan dengan mayat yang sudah hangus dengan posisi tengkurap di antara tanaman jagung dan cabai. ’’Saya lihat (tubuh) korban sudah hangus. Di tangan korban dan kayunya masih ada api menyala kecil,’’ ungkap Partono.
Sebelumnya, para buruh tani ini juga sempat mencium bau rambut manusia yang terbakar. Namun, karena tak mengira ada korban pembunuahn, mereka pun mengabaikan. Apalagi, di sisi timur tak jauh dari tempat mereka bertanam juga ada warung. ’’Kirain ya bau gorengan dari warung itu. Karena gurih juga baunya,’’ ujarnya.
Bahkan, setelah mendapati sumber bau, mereka balum sadar jika yang terbakar adalah jasad manusia. Dan dikira hanya boneka. ’’Namun, setelah saya lihat-lihat. Ternyata, benar manusia. Ada kepala, tangan, dan kaki,’’ tuturnya.
Kasatreskrim Polresta Mojokerto, AKP Ade Warokah menambahkan, untuk proses identifikasi jasad korban yang sebelumnya dievakuasi ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, langsung dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim. ’’Identitasnya belum diketahui. Sekarang masih proses otopsi,’’ ungkapnya.
Ia tak menampik jika sebelum dibakar korban terlebih dulu dianiaya. ’’Dugaannya seperti itu,’’ tandasnya. Hasil olah TKP, petugas turut mengamakan sejumlah barang bukti. Diantaranya, kaus bertuliskan polisi, kayu, dan tanah sisa pembakaran.