JETIS, Jawa Pos Radar Mojokerto – Ruas jalan di Dusun Bantengan, Desa Bendung, Kecamatan Jetis, longsor, Sabtu (12/12). Plengsengan penahan jalan tidak kuat menahan luapan air hujan yang meluber di kawasan tersebut. Padahal, plengsengan itu baru saja selesai dikerjakan beberapa minggu lalu.
Longsornya jalan sepanjang 50 meter itu tampak menghawatirkan. Hudin, 43, warga setempat, mengatakan, longsor terjadi sekitar pukul 15.00. Derasnya luapan air hujan mengakibatkan plengsengan jalan jebol. Ruas jalan tanpa aspal itu tergerus selebar tiga meter. ’’Kalau sudah banjir, atas jalan ini sudah tidak berani lewat,’’ ungkapnya.
Kondisi tersebut sangat membahayakan. Selain bisa melebar sewaktu-waktu, juga kedalamannya mencapai dua meter. Hudin mengatakan, plengsengan itu baru saja selesai dikerjakan sekitar dua minggu yang lalu. Hal itu tampak pada beberapa titik yang belum diuruk. Pembangunan plengsengan itu sekaligus untuk melebarkan ruas jalan yang sebelumnya hanya memiliki lebar tiga meter. ’’Ini dilebarkan hingga enam meter,’’ terangnya.
Namun, ambrolnya plengsengan yang diikuti logsornya ruas jalan itu mebuat akses warga terhambat. Kini hanya pengendara sepeda motor yang dapat melewati jalan tersebut. Warga juga harus behati-hati ketika melitasi ruas jalan yang tinggal memiliki luas sekitar dua setengah meter itu. Terutama ketika malam hari serta kondisi hujan deras yang berbahaya.
Kepala BPBD M. Zaini mengatakan jebolnya plengsengan itu akibat tanggul penahan jalan tergerus oleh derasnya arus air hujan. Akibat kejadian itu, sekitar 1,5 hektare lahan padi yang siap ditanami rusak. Selain itu, akses warga setempat juga terancam terputus lantaran jalan tersebut merupakan akses utama.
’’Kalau tidak lewat jalan tersebut, warga harus memutar lebih jauh kurang lebih 5 kilometer,’’ terangnya.
Kondisi tersebut tentunya membutuhkan penanganan segera. Hal itu guna mengantisipasi meluasnya kerusakan maupun korban. ’’Sementara untuk penanganan darurat membutuhkan glangsing dan material pasir,’’ pungkasnya. (adi)