PACET, Jawa Pos Radar Mojokerto- Ratusan pengurus ranting dan 16 PAC PPP Kabupaten Mojokerto menggelar deklarasi dukungan ke Bacabup-Bacawabup Ikfina Fahmawati-Muhammad Al Barra (Ikbar) di hall Institut KH Abdul Chalim, Bendunganjati, Pacet, Minggu (12/7). Manuver ini merupakan buntut kekecewaan mereka terhadap sikap pengurus PAC yang abai terhadap aspirasi di tingkat bawah.
Seperti yang diungkapkan Syamsul Huda. Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPC PPP Kabupaten Mojokerto ini mengatakan, deklarasi ini digelar lantaran pengurus DPC berkhianat terhadap hasil rapat pimpinan cabang (Rapimcab) awal Februari lalu. ’’Teman-teman juga sangat kecewa. Ada kesan jika ketua DPC berpihak ke salah satu bakal calon,’’ ujarnya.
Dalam rapat tertinggi di tingkat DPC yang digelar di Trawas tersebut, tegas Syamsul, Bapaslon Ikbar menorehkan dukungan dari 14 PAC dan 4 PAC sisanya memilih Bapaslon Yoko Priyono-Choirunnisa (Yoni).
Namun, dalam perjalanan perburuan rekomendasi, pengurus DPC PPP justru berbelok. Mereka bukan memberikan dukungan ke Ikbar, melainkan ke Yoni yang hanya memperoleh dukungan dari PAC Dawarblandong, Ngoro, Jetis, dan Kutorejo. ’’Seharusnya, dukungan diberikan ke Ikbar. Kenapa malah ke Yoni?’’ tanyanya.
Tak hanya kecewa. Syamsul dan pengurus PPP yang lain mengaku khawatir dengan langkah politik pengurus DPC PPP yang berpotensi mengulang sejarah pilkada 2015 lalu. Di tahun itu, partai berlambang Kakbah ini terjegal dan tak masuk dalam partai pengusung dan pendukung calon.
Untuk itu, mereka pun mendesak agar DPC PPP segera bertindak dan menentukan sikap di pilkada. Apalagi, tahapan pendaftaran calon akan dibuka KPU dalam waktu dekat. ’’Pesan kami, jangan sampai ketinggalan kereta. Aksi ini adalah bentuk tersumbatnya aspirasi internal,’’ tegas dia.
Terpisah, Ketua DPC PPP Kabupaten Mojokerto Kusairin menyebut, ratusan orang yang menggelar deklarasi itu bukan sebagai kader atau pengurus PPP. ’’Kalau kader PPP, apalagi pengurus, itu tidak mungkin. Mungkin, mereka simpatisan PPP,’’ ungkapnya sembari tertawa.
Bagi Kusairin, hingga saat ini, pengurus PPP di level ranting, PAC hingga DPC sangat solid dan akan tunduk terhadap keputusan partainya. ’’Pengurus PPP sudah menanda tangani semua untuk mengusulkan dan mendukung Yoni,’’ katanya.
Lalu siapa yang hadir di momen deklarasi yang juga dihadiri Wakil Ketua DPC PPP Lukman Ali itu? Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto ini memprediksi, mereka hanyalah perkumpulan massa yang mencatut dan mengatasnamakan PPP. ’’Mungkin simpatisan PPP yang tidak punya tempat. Kalau atribut mungkin beli di pasar loak,’’ jelas dia.
Kusairin juga membantah jika terdapat pengurus yang masuk dalam jaringan itu. Mereka hanyalah pengurus abal-abal atau justru pengurus PPP di era kepengurusan Djan Farid. ’’Karena tidak ada yang pengurus, ya tidak ada sanksi. Tetapi, kalau memang ada, tentu secara otomatis akan gugur dan dikeluarkan dari PPP?’’ imbuhnya.
Terkait kekhawatiran jika partai ini akan mengulang sejarah buruk di tahun 2015 lalu, Kusairin menilai, partainya memiliki strategi berbeda di setiap pilkada. Termasuk rekom parpol yang tak kunjung dimunculkan ke publik. ’’Kita punya trategi sendiri untuk memenangkan Yoni. Dengan cara yang santun, elegan, dan beretika,’’ papar Kusairin.