KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemkot Mojokerto pasang badan dalam mengantisipasi perayaan hari kasih sayang atau Valentine’s Day yang mengarah pada pergaulan bebas. Untuk mencegah penyalahgunaan, seluruh toko modern diminta untuk membatasi display dan penjualan alat kontrasepsi maupun alat bantu seksual.
Rabu (12/2), petugas gabungan dari Satpol PP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinkes Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah toko modern.
Agenda tersebut sekaligus memberikan surat imbauan kepada pemilik usaha untuk tidak memajang produk alat kontrasepsi maupun alat bantu seks secara terbuka. ’’Jadi selama ini di-display di tempat yang terbuka, sehingga dekat dengan jangkauan anak-anak,’’ ujar Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono, usai sidak.
Oleh karena itu, produk tersebut menjadi rentan untuk dibeli atau dimiliki kalangan anak di bawah umur. Dengan begitu, alat kontrasepsi maupun alat bantu seks berpotensi disalahgunakan untuk perbuatan negatif. Utamanya pergaulan bebas. ’’Maka dari itu kami imbau untuk di-display di tempat tertutup,’’ terangnya.
Dodik menyebutkan, produk seperti kondom, tisu magic, serta beberapa jenis produk dewasa lain harus ditempatkan pada display khusus. Pemilik maupun pengelola toko juga diminta untuk lebih selektif menjual produk yang notabene untuk program keluarga berencana (KB).
Bahkan, setiap transaksi pembelian juga harus menunjukkan kartu identitas. Menurut Dodik, proses itu wajib dilakukan untuk memastikan jika pembeli benar-benar tepat sasaran. Baik dari sisi usia maupun status pernikahannya. ’’Jadi penjualannya juga harus dibatasi dengan yang benar-benar sudah cukup umur,’’ paparnya.
Terlebih pada pertengahan Januari lalu, korps penegak peraturan daerah (perda) ini menangkap tangan pelajar bolos yang kedapatan membawa alat bantu seks. Bahkan, setelah dilakukan pemeriksaan, di hanphone (HP) siswa juga tergabung dalam grup WhatsApp (WA) berkonten pornografi. Bertepatan dengan momentum hari Valentine yang jatuh pada 14 Februari besok, satpol PP akan melakukan patroli ke tempat-tempat yang terindikasi dijadikan sebagai tempat mesum. Dengan sasaran kos-kosan, hotel, maupun di tempat-tempat yang jauh dari pemantauan. ’’Untuk mencegah penyalahartian perayaan Valentine agar tidak digunakan macam-macam oleh remaja,’’ tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Mojokerto Ruby Hartoyo menambahkan, pembatasan display terhadap produk alat kontrasepsi dan alat bantu seksual tidak hanya berlaku dalam momen Valentine’s Day saja. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengatur regulasi kepada semua toko modern untuk tidak memajang produk dewasa itu secara terang-terangan.
Diakui Ruby, selama ini, produk-produk tersebut dijajakan secara terbuka. Bahkan, sejak 2008 lalu penjualan dilakukan secara terang-terangan di tempat dalam rangka menyosialisasikan alat kontrasepsi untuk program KB. ’’Tapi berjalannya waktu sampai 14 tahun ini, kita menganggap bahwa ini sudah cukup untuk sosialisasi,’’ imbuhnya.
Untuk itu, sebagai langkah jangka panjang, disperindag juga melayangkan surat edaran yang mengatur tentang tata letak menjajakan produk khusus dewasa. Sejauh ini, kata Ruby, ada sekitar 32 toko retail maupun toko modern yang menjajakan produk dewasa itu di Kota Mojokerto.
Selama ini, semua toko belum memberikan tempat khusus bagi produk-produk tersebut. Bahkan, alat kontrasepsi dan alat bantu seks seringkali dipajang di meja kasir yang dekat dengan produk mainan maupun jajanan anak-anak. ’’Kita upayakan agar ditempatkan yang tidak terpantau dan dilihat anak kecil,’’ tandas Ruby.
Dalam kesempatan itu, petugas gabungan juga ke toko yang menjual produk obat dewasa dan alat bantu seks. Di toko yang berada di Jalan Brawijaya itu, petugas juga menemukan produk yang diduga tak memiliki izin edar yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, dinkes meminta pemilik untuk menarik produk jenis obat kuat itu untuk tidak diperjualbelikan.