Dana Bagi Hasil Tiket Wisata dengan Perhutani
KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Jebloknya Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor wisata, tak hanya disebabkan minimnya pengunjung objek wisata. Namun, dana bagi hasil pembelian tiket sebesar Rp 1,4 miliar, juga masih nyantol di perhutani.
Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto Norman Handhito mengatakan, uang bagi hasil 40 persen dari penjualan tiket itu seharusnya sudah bisa masuk ke pemda dan menjadi salah satu sektor pendapatan. Masing-masing Rp 1.037.157.000 menjadi piutang perhutani di Wana Wisata dan Rp 401.246.000 di Air terjun Dlundung Trawas.
Belum ditransfernya bagi hasil itu tak lain karena beberapa faktor. Salah satu akibat ada perubahan struktur organisasi di internal perhutani. Dimana sebelumnya KBM Ekowisata beralih ke PT Palawi Risorsis atau Perhutani Alam Risorsis, sehingga perlu adanya PKS baru. ’’Serah terima ini berlangsung Agustus lalu. Dan sekarang masih terus berproses. Jadi bagi hasil di dua objek wisata ini belum bisa ditransfer ke pemda terhitung enam bulan, dari Mei sampai Oktober. Jadi, piutang itu nanti akan jadi tambahan di PAD Disbudporapar,’’ jelasnya.
Norman mengaku masih optimistis bisa mengerek rendahnya PAD sektor wisata di sisa dua bulan terakhir ini. Meski tak bisa tercapai 100 persen atau Rp 13,9 miliar sesuai yang target, setidaknya PAD bisa di atas 50 persen lebih. ’’Kita masih optimis, kita masih punya waktu dua bulan untuk meningkatkan PAD jelang tutup tahun,’’ ungkapnya.
Selain masih ada beberapa weekend yang dipastikan masih dimanfaatkan berlibur masyarakat, momentum libur natal dan tahun baru 2023 nantinya, kata Norman, masih menjadi peluang apik bagi Disbudporapar genjot PAD yang masih di bawah 50 persen ini.
Selain libur sekolah di hari besar nasional tersebut, momen itu dipastikan jadi pilihan warga mengisi waktu liburnya dengan berwisata. Baik ke kawasan Pacet dan Trawas yang masih menjadi primadona karena indahnya panorama. Khususnya kawasan Wana Wisata Padusan Pacet sekarang tengah dilengkapi berbagai wahana bermain anak. Mulai dari bianglala, kincir angin hingga wana seluncur di kolam renang anak. ’’Dengan kelengkapan bermain anak ini setidaknya menjadi salah satu magnet dan peluang bagi kami menarik wisatawan,’’ tegasnya.
Termasuk, adanya kolam Air Panas yang bersumber dari belerang Gunung Welirang ini disebutnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Terlebih wana berendam ini tak banyak ada di objek wisata. ’’Dan sampai saat ini, berendam di air panas belerang ini masih diyakini masyarakat untuk terapi kesehatan dan menjadi obat ampuh alami. Ini kelebihan wisata pemda dibandingkan lainnya,’’ bebernya.
Sebelumnya, memasuki triwulan akhir, Disbudporapar Kabupaten Mojokerto dibuat pusing. Sebab, tersisa dua bulan tutup tahun, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor wisata masih jeblok. Saat ini masih menyentuh Rp 5,5 miliar dari target sebesar Rp 13,9 miliar. Kondisi alam yang tak menentu belakang ini, disebut-sebut ikut mempengaruhi kunjungan wisatawan. Sebab, tak jarang, cuaca ekstrem terjadi di kawasan Trawas dan Pacet. Termasuk munculnya wisata baru hingga menjamurnya kafe yang jadi tempat nongkrong. (ori/ron)