Pemkab Fokus Penyembuhan dan Sterilisasi
KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus melakukan percepatan penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah menyerang ratusan sapi di 18 kecamatan. Selain getol melakukan treatment penyembuhan, juga antisipasi meluasnya wabah yang diakibatkan virus picorna. Di antaranya dengan memberlakukan lockdown dan sterilisasi pasar hewan.
Kemarin, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Kapolres Mojokerto, AKBP Apip Ginanjar turun langsung melakukan sterilisasi pasar hewan di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging. Sterilisasi dilakukan dengan melakukan penyemprotan disinfektan oleh BPBD kabupaten. ’’Kita berusaha mengerem proses penularan ini. Juga melakukan indentifikasi pemetaan dari semua kelompok ternak yang ada di Kabupaten Mojokerto. Karena penyakit ini punya masa inkubasi sampai dua minggu,’’ ungkap Ikfina.
Sebagai antisipasi lonjakan penularan PMK pada hewan ruminansia, pemkab melalui Dinas Pertanian (Disperta) juga melakukan gerak cepat. Salah satunya dengan menutup pasar hewan. Selain itu, pemda juga membentuk tim khusus untuk melakukan edukasi kepada semua kelompok ternak yang tersebar di 18 kecamatan. ’’Kita sudah melakukan tindakan cepat terhadap sapi-sapi yang tertular, supaya mempercepat proses penyembuhan. Jadi kalau yang terinfeksi, langsung mendapatkan penanganan, dengan disuntik obat, dan diberi vitamin, kondisinya akan lebih baik,’’ paparnya.
Meski virus ini menular, tapi bisa sembuh dengan sendirinya. Sebab, sesuai identifikasi, virus yang menyerang pada ratusan sapi ini memiliki angka kematian yang rendah. Sehingga, kematian masih tergolong minim, dibandingkan jumlah populasi sapi yang terinfeksi.
Sesuai data disperta, di Kabupaten Mojokerto, populasi sapi potong sekitar 51.300 ekor. Sementara, hingga kemarin (11/5) sapi yang terserang 754 ekor. Rinciannya, 735 jenis sapi potong dan 15 jenis sapi perah. ’’Kita sudah melakukan pendataan, jadi kita tahu posisi sapi ada di mana dan ketersediaan daging untuk pasar. Jadi semua masih dalam kondisi aman dan terkendali dan tercukupi,’’ tegasnya.
Dari jumlah populasi sapi, masih banyak yang sehat. Dan bakal terus dipertahankan. Sapi-sapi yang terlokalisir di kandang-kandang, tidak diperbolehkan keluar. Termasuk, para pekerja juga ditegaskan untuk tidak berganti-ganti merawat sapi. Sehingga sumber ketersediaan daging sapi di Kabupaten Mojokerto masoh aman. ’’Disperindag juga kita minta memantau terus sehingga proses distribusi sapi potong untuk konsumsi bisa langsung ke peternak atau RPH atau ke pasar,’’ jelasnya.
Ikfina kembali meminta masyarakat juga tak panik. Penyakit ini murni penyakit yang meyerang hewan, tidak memyerang manusia. (ori/ron)