27.7 C
Mojokerto
Thursday, June 8, 2023

Sudah 25 Perawat di Mojokerto Terpapar Covid-19

KABUPATEN-KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Jumlah perawat yang terinfeksi Covid-19 di Kabupaten dan Kota Mojokerto terus bertambah. Selama pandemi ini, tercatat sudah 26 perawat yang dinyatakan terpapar virus SARS-CoV-2.

Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Mojokerto Hartadi mengatakan, perawat menjadi salah satu profesi yang rentan terinfeksi Covid-19. Sebab, selama menjalankan tugas, mereka melakukan kontak langsung dengan pasien.

Baik pasien yang menjalani perawatan di pelayanan umum maupun pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang berada di ruang isolasi. ”Sejauh ini anggota kita yang terkonfirmasi positif ada 19 perawat,” terangnya, Senin (10/8).

Dia menyebutkan, dari 19 perawat yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut, satu di antaranya meninggal dunia. Sedangkan 18 orang perawat lainnya telah selesai menjalani masa isolasi dan dinyatakan sembuh. ”Satu yang meninggal itu kebetulan sudah pensiunan perawat,” imbuhnya.

Dia menyebutkan, sebagian besar perawat yang confirm dari fasilitas kesehatan (faskes) yang berdinas di rumah sakit rujukan Covid-19. Menurutnya, terdapat banyak faktor yang menjadi penyebab para perawat terinfeksi virus korona baru ini.

Hartadi menjelaskan, salah satu risiko penularan bisa terjadi ketika perawat tengah menjalankan tugas. Namun, risiko tersebut kemungkinan kecil terjadi lantaran semua perawat telah dibekali oleh alat pelindung diri (APD).

Baca Juga :  Rampung, Tidak Menyentuh Permukiman

Sementara itu, risiko terpaparnya perawat juga dapat terjadi ketika di luar jam dinas. ”Ada yang sudah pakai APD level 1, tapi masih positif, berarti kan ada yang salah di luar. Karena sepulang dari RS mereka kan berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat,” tandasnya.

Di samping itu, beban pekerjaan dari perawat selama masa pandemi ini juga bisa menguras fisik maupun pikiran. Pasalnya, selama berdinas, mereka harus memakai APD berupa pakaian hazmat selama kurang lebih 6 jam.

”Kalau daya tahan tubuhnya tidak fit, akibatnya ya dehidrasi dan rentan penyakit,” imbuhnya. Hartadi menyebutkan, dari total 1.700 anggota DPD PPNI Kabupaten Mojokerto, sekitar 900 di antaranya bertugas dalam penanganan Covid-19. Baik di rumah sakit pelat merah, RS swata, maupun yang tersebar di 27 puskesmas se-Kabupaten Mojokerto.

Sebab, perawat puskemas saat ini juga mendapat tugas tambahan sebalai surveilans epidemiologi dalam rangka melakukan tracing. Sementara itu, DPD PPNI Kota Mojokerto juga mencatat angka penambahan perawat yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sampai dengan saat ini, total ada 7 perawat yang terinfeksi virus korona baru selama pandemi.

Baca Juga :  Aneh! 16 PJU di Jalan Raya Puri Menyala Siang Malam

Ketua DPD PPNI Kota Mojokerto Elys Elisabeth menyebutkan, ketujuh perawat tersebut 4 di antaranya bertugas di RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, 2 perawat di RS Swasta, dan 1 perawat puskesmas. ”Enam orang sudah sembuh. Tinggal satu perawat yang masih menjalani karantina di rusunawa karena baru terkonfirmasi positif,” sambungnya.

Menurut dia, sejauh ini belum bisa diketahui sumber penularan Covid-19 kepada para perawat. Akan tetapi, sebut dia, kebanyakan berasal dari luar faskes. Di sisi lain, faktor kelelahan juga semakin memperbesar risiko nakes tersebut terpapar Covid-19. Pasalnya, menurunnya daya tahan tubuh akan membuat mereka semakin rentan terpapar.

Kasi Keperawatan RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo ini menyebutkan jika beban kerja perawat di masa pandemi ini jauh lebih berat. Selain itu, kurangnya istirahat, kondisi psikologis juga turut memengaruhi imunitas tubuh paramedis menjadi drop. ”Stresnya sudah terlalu lama. Dan bertambahnya pasien ini bebannya berat sekali, sehingga teman-teman kecapekan,” tambahnya. 

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/