27.8 C
Mojokerto
Saturday, June 10, 2023

Jam Masuk dan Pulang Harus Diawasi Satgas Sekolah

KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Ratusan sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Mojokerto serentak melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen secara perdana, kemarin (10/1). Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaannya ke tiga jenjang sekolah sekaligus.

PTM 100 persen terbatas diikuti sebanyak 117.417 siswa mulai jenjang TK, SD, maupun SMP dari 993 lembaga satuan pendidikan di kabupaten. Ketiga sekolah yang disidak Bupati yakni, TK MBS dan SDN Kebondalem di Desa Kebondalem, MI Negeri 2 di Desa Seduri, serta SMP Negeri 2 Mojosari, Desa Modopuro, Kecamatan Mojosari.

Sidak ini untuk memastikan pelaksanaan PTM terbatas sudah sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri berjalan sesuai protokol kesehatan ketat. ’’Alhamdulillah, ini tadi semua satuan pendidikan terlihat sudah siap untuk melaksanakan PTM. Karena kita kan sudah melaksanakan PTM sebelumnya, tidak lama, hanya saja ini PTM yang berbeda adalah bahwa anak-anak masuk 100 persen,’’ ujar Ikfina usai melakukan sidak di SMPN 2 Mojosari, Senin (10/1).

Baca Juga :  Pemudik Terjaring Razia, Bus dan Mobil yang Ditumpangi Ditindak Polisi

Pihaknya memastikan sarana dan prasarana yang berkaitan protokol kesehatan (prokes) pada PTM penuh ini sudah terpantau baik. Tak hanya itu, aplikasi PeduliLindungi harus disiapkan Satgas Covid-19 di sekolah masing-masing. Lama pembelajaran digelar selama enam jam pelajaran per hari tanpa istirahat. Kendati demikian, para siswa sangat antusias dengan dimulainya PTM 100 persen ini.

’’Dimana dalam satu kelas, isi ruangan jumlahnya sudah boleh peserta didik 100 persen dari isi ruang kelas. Ketika kita tanya anak-anak semuanya menyatakan mereka lebih senang dengan kondisi saat ini kita ke sekolah bersama-sama dengan teman-temannya,’’ ucapnya.

Bupati Ikfina mengingatkan kebijakan kantin dan jam istirahat yang ditiadakan. Maka, ia mengimbau agar orang tua menyiapkan bekal selama siswa bersekolah. Lantaran, tidak ada waktu istirahat dan kantin masih belum diperbolehkan beroperasi. ’’Anak-anak semuanya harus dalam kondisi sudah makan pagi dan untuk anak-anak yang lebih kecil sebaiknya semuanya membawa bekal. Karena memang tidak ada istirahat dan juga kantin belum diizinkan,’’ katanya.

Baca Juga :  Formasi Guru-Tenaga Kesehatan Jadi Prioritas

Bupati Ikfina menegaskan agar pihak sekolah lebih memperhatikan kondisi di luar lingkungan. Sebab, umumnya ketika PTM digelar, akan banyak PKL yang berjualan di luar sekolah. Oleh karenanya, waktu masuk dan pulang sekolah pun tak luput jadi atensi. Pihaknya khawatir jam masuk dan pulang ini akan memicu kerumunan jika tak diatur oleh Satgas Covid-19 sekolah.

’’Aktivitas penjual-penjual yang biasanya di luar sekolah harus mendapatkan perhatian dari satgas sekolah masing-masing. Sekolah harus bisa mengantisipasi terjadinya kerumunan pada saat pengantaran dan penjemputan ini. Yakni dengan mengadakan jam masuk dan pulang yang sudah digilir berdasarkan jenjangnya,’’ tandasnya. (oce/fen)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/