MOJOKERTO – Selama puncak musim hujan ini mengharuskan masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan. Utamanya bagi mereka yang bermukim di sekitar aliran sungai dan lereng pegunungan.
Menyusul, akibat hujan deras belakangan ini, tak sekadar membuat pohon bertumbangan. Melainkan turut menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol. Seperti yang terjadi di sepanjang tanggul Sungai Watudakon yang bermuara ke Kali Mas Surabaya itu.
Dari catatan BPBD Kabupaten Mojokerto, terdapat empat titik tanggul yang kini kondisinya mengalami kritis. Terparah, terjadi di wilayah Dusun Penompo RT 14/RW 4, Desa Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto.
Pantauan Jawa Pos Radar Mojokerto, tanggul sungai sisi kanan dan kiri memang mengalami longsor. Longsoran akibat derasnya arus air juga mengancam pemukiman warga. Sebab, jarak antara longsoran dan pondasi rumah warga hanya tidak lebih dari satu meter. ’’Kalau ini dibiarkan, cukup berbahaya. Karena dampaknya pada rumah warga,’’kata warga setempat.
Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto M. Zaini, mengungkapkan, sejumlah titik tanggul yang mengalami longosor di Sungai Watudakon tersebut sudah dalam pantauan. Jumat siang (8/2) siang, pihaknya mendatangi lokasi untuk melakukan assessement.
’’Yang jelas, hasil evaluasi kami, longsoran di tanggul sungai itu harus cepat ditangani,’’ katanya. Pasalnya, longsoran terjadi di tanggul sungai yang membentang di wilayah Kecamatan Jetis diameternya cukup luas.
Di satu titik saja tercatat sepanjang 25 meter dengan lebar dan tinggi lima meter. Hal itu belum termasuk titik-titik lain yang lokasinya yang masih dalam satu aliran sungai. Bahkan, lonsoran akibat erosi dan derasnya sungai badan jalan di titik utara turut mengalami retak-retak.
’’Dimungkinkan, titik longsor akan bertambah lebar. Tidak menutup kemungkinan badan jalan akan tergerus,’’ tegasnya. Apalagi, penguat bibir tanggul sudah tidak ada. Pohon sebagai penahan gerusan air telah banyak ditebangi. Sehingga, imbasnya akan ke pemukiman warga.
Bahkan, di sisi selatan, longsoran sudah mendekati pondasi rumah warga. ’’Tercatat ada 15 rumah yang tekena dampak. Termasuk, jembatan penghubung antarkampung juga rentan ambruk,’’ tandasnya. ’’Jarak antara bibir sungai dan rumah warga sudah setengah meter,’’ tambahnya.
Dengan demikian, BPBD akan melakukan koordinasi dengan PUPR, Jasa Tirta, dan desa untuk segera melakukan tindakan cepat dalam upaya penanganan kedaruratan tanggul. ’’Soal gronjong dan gedek sebagai perbaikan tanggul sementara sudah kita siapkan,’’ pungkasnya.