MOJOKERTO – Fasilitas pendidikan di Kabupaten Mojokerto disorot dewan. Masih ada sekolah-sekolah di kawasan terpencil yang kondisinya memprihatinkan.
Dibutuhkan perbaikan sarana prasarana guna mendukung pembenahan pendidikan setempat. Seperti pada SDN Gumeng. Sekolah ini berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Mojokerto.
Berada di Kecamatan Gondang yang berbatasan dengan kawasan hutan. Sekolah itu menjadi satu-satunya sekolah negeri. Usulan perbaikan sekolah disebut-sebut pernah diajukan sebanyak tiga kali ke pemkab. Namun belum ada respons.
Sekolah berjumlah 33 siswa dengan lima rombongan belajar (rombel). Jumlah ruangan kelas ada 4 ruangan. Kelas 1 dan kelas 2 dijadikan satu. Kemudian, satu ruangan untuk kantor kasek dan ruangan guru. Juga didukung 3 guru PNS, kasek, 4 guru honorer, dan 1 penjaga sekolah.
’’Kerusakan sekolah dan tempat menuju sekolah sudah rusak kurang lebih sejak 5 tahun lalu,’’ ujar Hadi Sariningsih, Kepala SDN Gumeng. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mojokerto Ina Mujiastutik, mengatakan, bangunan sekolahan setempat sudah tidak layak lagi digunakan.
’’Sekolah Dasar Negeri (SDN) terpencil di Desa Gumeng memerlukan segera uluran tangan pemkab. Ini kami terima laporan dari sekolah,’’ ungkapnya, kemarin. Dikatakan Ina, banyak bagian bangunan sekolahan yang mengalami kerusakan parah. Bahkan, pintu, jendela, dan ruangan kelas keropos.
’’Bagaimana mau belajar dengan tenang dan nyaman kalau kondisinya seperti itu. Kalau sesuatu terjadi, siapa yang harus bertanggung jawab?’’ selorohnya. Tak cukup itu saja. Untuk kegiatan belajar mengajar, praktis siswa dan guru menggunakan ruangan lain. Bahkan, satu ruangan digunakan dua kelas.
Sedangkan, ruangan perpustakaan menggunakan rumah kepala sekolah. ’’Kami akan segera komunikasikan dengan Dinas Pendidikan agar segera memperhatikan kondisi itu,’’ sambung politisi PKS ini.
Kerusakan sekolah di Desa Gumeng ini ditaksir juga dialami sekolah-sekolah terpencil lainnya. Sebab, kondisinya sangat memprihatinkan. Di saat pembangunan sekolah percontohan yang luar biasa, kata Ina, nyatanya masih banyak sekolah rusak di kawasan pinggiran.
’’Sudah ada pembangunan sekolah percontohan yang luar biasa, di sisi lain ada kondisi SDN yang kondisinya memprihatinkan,’’ terang dia. Untuk itu, pihaknya bakal mendorong Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto melakukan evaluasi terhadap seluruh sekolah dasar negeri.
Kemudian, menyusun prioritas masalah. Sehingga, diketahui penanganannya. ’’Sebelumnya sudah pernah kami minta UPT (Unit Pelaksana Teknis) agar membuat laporan terkait kondisi sekolah yang perlu penanganan,’’ cetusnya.