KEINDAHAN Kampung Organik Brenjonk tak asing di kalangan traveller. Daya tarik utama di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas ini terletak di taman bunga jenis refugia. Taman ini memiliki nuansa alami berlatar belakang Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan serta dikelilingi hijaunya lahan persawahan yang belakangan viral dijadikan latar belakang foto.
Spot foto eksotis yang paling diburu di Kampung Organik Brenjonk adalah lebatnya taman bunga refugia di area persawahan. Inilah spot foto favorit para pengunjung. Karena view-nya sangat menakjubkan.
Akses menuju lokasi yang sebelumnya merupakan jalan setapak kini sudah sangat memadai meski hanya dibatasi untuk kendaraan roda dua. Namun jangan khawatir. Bagi para pengunjung roda empat dapat memarkirkan kendaraannya di halaman rumah warga sekitar.
Penamaan Brenjonk sendiri berasal dari nama sumber mata air di kawasan tersebut yang kerap disebut Sumber Rejo dan kerap dilafalkan Mber Jo oleh masyarakat sekitar. Hal inilah yang menjadi plesetan penyebutan dari Mber Jo menjadi Brenjonk hingga saaat ini. ’’Pemandangan yang sangat mengagumkan. Dari Brenjonk, dengan dikelilingi ribuan bunga refugia kita bisa melihat area persawahan yang hijau berlatar belakang Gunung Penanggungan dan Gunung Welirang di kejauhan,” kata Kepala Desa Penanggungan Tarji.
Daya tarik lainnya ialah munculnya deretan kedai sederhana yang disebut Kuwah (Kuliner Sawah). Namun, karena view-nya yang memikat, tempat inipun menjadi spot favorit untuk berfoto ria. Di dekat lokasi Kuliner Sawah juga terdapat kolam dari mata air Sumber Kecubung yang sangat jernih dan menyegarkan tersedia pula tenda untuk melepas lelah sembari menikmati kesejukan dan keindahan alam bumi Penanggungan.
Para pengunjung yang terpikat dengan keindahan alam di sini juga dapat bermalam di rumah warga dengan konsep live in bernuansa pedesaan lengkap dengan keramahan penduduknya.
Di Brenjonk juga menawarkan pendidikan non formal untuk mempelajari konsep bercocok tanam secara organik. Karena tidak sedikit pula rumah warga yang bersanding dengan bangunan yang kerap disebut Rumah Sayur Organik (RSO). Para petani juga konsisten memakai pupuk alami tanpa pestisida atau bahan baku kimia sedikit pun. Bahkan, ke depan, sudah terdapat masterplan untuk menjadi sentra Wisata Edukasi Kampung Organik Brenjonk. (dwi)