MOJOKERTO – Untuk mengantisipasi adanya gigitan nyamuk aedes aegypti kini masyarakat melakukan berbagai cara. Salah satu dengan membuat asap atau dengan membakar kayu dan dedaunan yang masih hujau di depan rumah.
Hal itu yang kini dilakukan oleh sebagian warga Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Selasa (5/2). Listiani, 50 salah satu warga membenarkan kalau saat ini banyak warga Bejijong yang sengaja membakar kayu dan dedaunan yang masih hijau.
Tujuannya, lanjut Listian, memang untuk mengusir penyebaran nyamuk aedes aegypti agar tidak mewabah dan menyerang anak-anak melalui penyakit demam berdarah dengue (DBD). ”Kita membakarnya pas pagi hari dan sore hari. Dan kalau mau banyak asapnya harus pakai daun yang masih hijau,’’ katanya.
Imam, 55 warga lainnya, menambahkan, sejak kasus DBD di Mojokerto mewabah, belakangan ini warga memang aktif melakukan bakar-bakar untuk mengusir nyamuk.
Apalagi, empat hari lalu anaknya, Adam, 9, sudah menjadi korban DBD hingga harus dilarikan ke RSI Sakinah Mojokerto untuk mendapat perawatan intensif.
”Hari ini (kemarin, Red) Alhamdulillah sudah boleh pulang dari rumah sakit,’’ jelasnya. Sementara itu, saat disinggung masalah fogging, Imam menjawab, pengasapan menggunakan obat-obatan tersebut seolah tidak mempan dalam mengusir nyamuk. Kata Imam, fogging hanya bisa membasmi dan membunuh nyamuk yang sudah besar saja.
Sehingga sebagai gantinya warga berinisiatif melakukan pengasapan sendiri memanfaatkan ranting pohon dan dedaunan di sekitar rumah yang masih hijau. ”Untuk fogging dari dinas kesehatan sudah dilakukan, tapi sudah bulan yang lalu,’’ tandasnya. (ras)