MOJOKERTO – Hujan mulai turun setiap hari di beberapa wilayah Mojokerto. Luapan air pun kerap terjadi. Hal tersebut membuat khawatir warga Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari.
Pasalnya banjir di dusun Gembongan seperti sudah menjadi langganan tiap musim hujan. ’’Setiap hujan deras pasti banjir,’’ ujar Yuni, warga Dusun Gembongan.
Banjir selalu merendam Dusun Gembongan. Sebab, geografis daerah itu memang daratan rendah. ’’Meskipun tidak hujan tapi daerah sekitarnya hujan deras, seperti Pacet atau Mojoanyar, airnya mesti ke Gembongan,’’ ulas Sumarsika, warga Gembongan lainnya.
Terlebih tanggul sungai yang jebol menambah tinggi volume banjir di daerah tersebut. Masyarakat tak henti-hentinya meminta bantuan pemerintah untuk mencari solusi atas bencana banjir yang kerap dialami selama bertahun-tahun.
Hasilnya, belakangan dilakukan normalisasi terhadap sungai. Dengan adanya proyek normalisasi Kali Sadar tersebut masyarakat Gembongan punya harapan baru melewati musim hujan tanpa banjir. Meskipun proyek tersebut belum selesai.
Proyek mulai dikerjakan 21 Desember 2017. Diperkiraan rampung bulan Desember 2019. Sampai saat ini proyek sudah 50 persen dari Tinggar dam sampai muara pertemuan Sungai Brantas. Pengerjaan kira-kira sepanjang 14 kilometer. Namun, karena memasuki musim hujan, pengerjaan menjadi terkendala.
’’Kalau hujan para perkerja hanya bekerja setengah hari. Target yang harusnya selesai hari ini jadi tidak selesai. Progresnya jadi ketinggalan,’’ ulas Narto, salat satu petugas Dinas Pekerjaan Umum (PU).
Warga pun berharap Dusun Gembongan bisa terbebas dari banjir. ’’Tiap tahun Dusun Gembongan mesti banjir. Dua tahun kemarin yang paling parah,’’ tambah Yuni. (iis)