KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto bakal hapus sesi bergilir saat jam masuk dan pulang sekolah. Karena, pemberlakuan kebijakan ini memunculkan berbagai keluhan dari wali murid.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Mojokerto Zainul Arifin mengatakan, dari evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) penuh yang sudah dilakukan saat ini, pihaknya akan meniadakan jeda waktu masuk dan pulang per kelas. Menyusul, selama ini marak keluhan dari wali murid terkait pembagian sesi masuk dan pulang yang digilir. ”Karena banyak anak yang juga diantar bersamaan orang tua berangkat kerja, jadi mereka berangkatnya pagi sebelum jadwalnya. Rencananya jeda ini tidak akan kita pakai lagi,” ujarnya.
Masih kata Zainul, penghapusan jeda pada jam masuk dan pulang sekolah ini akan berlaku di semua jenjang. Mulai dari TK hingga SMP. Adapun, lanjutnya, rencana tersebut bakal mulai diterapkan minggu depan. Sehingga, nantinya para murid bisa masuk dan pulang bersamaan seperti jam pembelajaran sebelum pandemi. ”Mungkin Senin depan (7/2) mulai berlaku, setelah ini kita buat edarannya. Terkait teknis untuk mencegah kerumunan nanti kita serahkan ke pihak sekolah untuk antisipasi hal tersebut,” ulasnya.
Meski terdapat penghapusan jeda masuk dan pulang sekolah, tetapi Zainul memastikan, PTM penuh di kabupaten bakal terus dievaluasi. Terutama untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di lingkup sekolah. ”Sampai saat ini kita nihil angka penularan baik siswa dan guru. Tapi, tetap kita monitor dan evaluasi. Sekaligus, Satgas per kecamatan sudah diinstruksikan Bupati untuk mengadakan sidak PTM secara berkala,” papar mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mojokerto ini.
Disinggung terkait wacana tes swab acak yang bakal dilakukan di sekolah, dia menyebutkan, hal itu tidak dilaksanakan. Pasalnya, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak mengakomodir kegiatan tersebut. Alasannya, bisa mengganggu psikologis siswa. ”Takutnya persepsi masyarakat bergejolak kalau dilakukan di sekolah. Jadi biar anak-anak tidak trauma juga dan tidak mengganggu kondisi pembelajaran. Akhirnya Dinkes batal menggelar swab acak di sekolah,” tutur dia.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Ulum Rokhmat Rokhmawan mengatakan, tes swab secara acak saat ini difokuskan untuk tempat publik serta tracing kasus positif. Sedangkan, untuk sekolah, lanjutnya, tidak dilakukan pemeriksaan jika nihil kasus penularan. ”Kita juga tidak mau sampai buat pelajar trauma dan mengganggu kondisi pembelajaran. Sehingga, swab acak kita fokuskan untuk tracing kasus positif serta tempat publik selain sekolah,” tandasnya. (oce/ron)