KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Kota Mojokerto telah memberlakukan penutupan sejumlah jalur protokol sejak 25 April hingga 30 Mei nanti. Penutupan jalur ini dimulai pukul 19.00 hingga 06.00 malam. Namun, benarkah penutupan itu terjadi?
Jawa Pos Radar Mojokerto melakukan penelusuran terhadap efektivitas penutupan jalur tersebut. Dan, hasilnya, penutupan jalan itu nampak setengah-setengah. Tak sepenuhnya berlangsung hingga pagi kemarin.
Di sepanjang jalur Majapahit, penutupan jalur nampak sangat serius. Petugas langsung memblokade jalur pusat perekonomian ini tepat pukul 19.00. Terdeteksi, hanya nampak tiga toko yang dibuka. Yakni, apotek dan toko obat saja. Sementara, toko emas, pakaian, dan sepatu, di sepanjang jalur ini tutup total.
Namun, penutupan jalur ini mulai lengang saat malam hari. Sekitar pukul 02.00 dini hari, jalur ini sudah dibuka. Tak ada portal-portal yang menjadi penutup jalur tersebut. Pun demikian dengan petugas yang melakukan penjagaan. Semua bersih. Dan lalu lalang kendaraan kembali berjalan.
Pemandangan yang sama juga terjadi di Jalan Benteng Pancasila. Di jalur ini, semua pedagang juga harus menutup dagangannya pukul 19.00. Sementara, saat dini hari, semua kembali normal.
Ketua Karang Taruna, Benteng Pancasila, Erwan Susanto, mengatakan, saat dini hari, jalur tersebut bahkan terpantau ramai. Tak sedikit rombongan kendaraan mobil melaju di jalur tersebut. ’’Sekitar pukul 02.00, sudah banyak kendaraan yang ajak-ajak sahur. Jadi, tidak sampai pagi,’’ ungkapnya.
Baginya, pemerintah harusnya mengevaluasi aturan tersebut. Karena, sejak diberlakukan, sangat tidak efektif. ’’Ekonomi sudah seperti ini. Pedagang tidak berjualan. Bolehlah ditutup. Tapi, berikan bantuan dulu,’’ ujar dia.
Disebutkan Erwan, para pedagang dan warga di kawasan Benteng Pancasila, hanya mengalami pendataan semata. Namun, bantuan dari pemerintah yang kerap didengung-dengungkan, tak kunjung diterima. ’’Sama sekali tidak ada bantuan,’’ beber dia.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Mojokerto Sunarto membenarkan penutupan jalan yang tak sesuai aturan itu. ’’Tidak masalah. Karena, untuk memberikan kelonggaran bagi masyarakat yang mencari sahur,’’ katanya.
Meski begitu, Sunarto tetap meminta agar pedagang tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi penyebaran korona di wilayah kota. ’’Yang terpenting, menerapkan protokol kesehatan,’’ jelas dia.
Saat ini, DPRD Kota Mojokerto tengah memperjuangkan keluhan para PKL di sejumlah jalur yang dilakukan penutupan. Ito menyebut, usulan itu diajukan ke wali kota dari sebelumnya pukul 19.00 menjadi pukul 21.00 hingga pukul 06.00.
Perlu diketahui, pemkot Mojokerto menutup sejumlah jalur sejak 25 April lalu.Yakni Jalan Majapahit, Jalan Benteng Pancasila, Jalan Raya Ijen sebelah Timur dan Jalan Mayjen Sungkono Utara.
Selain itu, Pemkot Mojokerto juga membatasi buka tutup pertokoan, kafe, warung, dan Pedagang Kaki Lima (PKL), hingga rumah makan, kecuali toko penyedia obat obatan. (abi)