25.8 C
Mojokerto
Saturday, June 10, 2023

Hari Ketiga Ekskavasi Situs Gemekan, Temukan Darpana Dalam Perigi

HARI ketiga ekskavasi tahap kedua Situs Gemekan kemarin, tim ekskavasi mendapati sejumlah temuan. Salah satunya darpana, lempengan perunggu yang ditemukan di dalam sumuran alias perigi Situs Gemekan.

Lempengan perunggu berdiameter sekitar 20 sentimeter (cm) itu ditemukan terbelah menjadi tiga bagian. Artefak berbentuk lingkaran itu penuh dengan karat. ’’Ini kita temukan artefak lempengan perunggu penuh dengan patina atau karat perunggu yang warnanya hijau sekali,’’ ujar Narasumber Arkeolog BPCB Jatim Ismail Lutfi.

Menurutnya, temuan tersebut merupakan sambungan artefak yang didapati pada ekskavasi tahap pertama Februari lalu. Temuan pertama itu berupa gagang perunggu berornamen sosok ganesha. Sosok manusia berkepala gajah. ’’Ternyata (lempengan) itu bagian dari artefak (gagang) yang ditemukan di tahap pertama. Jadi artefak ini kalau bahasa Jawa kunonya darpana atau cermin,’’ terangnya.

Baca Juga :  Kursi Direktur RSUD Bakal Diduduki Non-ASN

Lutfi menjelaskan, cermin kala itu tidak berbahan kaca. Namun, terbuat dari logam. Lantaran mampu memantulkan citra saat terpancar cahaya. ’’Cermin dari bahan perunggu itu permukaannya dipoles halus hingga mengkilat sampai kita bisa melihat wajah kita di pantulannya. Karena pada zaman jawa kuno itu cermin tidak menggunakan silika atau kaca,’’ urai dosen Universitas Negeri Malang itu.

Tak sampai di situ, temuan dianggap unik lantaran para arkeolog baru pertama mendapati darpana di dalam perigi candi. Sebab, sejauh ini di dalam perigi alias sumuran hanya digunakan memendam peripih yang fungsinya seperti jimat struktur candi. ’’Dari benda-benda yang ditemukan di dalam prigi, baru kali ini kami menemukan darpana. Jadi kami perlu kajian lagi apakah ini anomali atau bisa diterima sebagai kewajaran. Karena peripih yang disertakan dalam sumuran itu umumnya menggunakan benda logam berkaitan dengan dewa-dewa, tapi kalau darpana kan bukan berkaitan dengan dewa,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Arkeolog Sinyalir Ada Permukiman Kuno Zaman Majapahit

Disinggung terkait kemungkinan hal tersebut akibat sisa aksi penjarahan di Situs Gemekan, pihaknya tidak menampik. Justru, dugaan itu kian menguat lantaran unsur tanah di dalam sumuran Situs Gemekan sudah tercampur dengan pasir hitam yang kuat dugaan bukan unsur tanah asli di lokasi. ’’Secara arkeologi kita berangkat dari data yang ada. Kalau sumuran itu steril, maka tanahnya steril. Ketika tanah sumuran di sini (Situs Gemekan) teraduk (tidak steril), ini ada tanda tanya. Itu yang perlu kita jawab,’’ tukas Lutfi. (vad/abi)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/