KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Hujan deras diserti angin memporak-porandakan acara kontestan hewan ternak yang digelar Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto, di lapangan Desa Kebonagung, Kecamatan Puri, Senin (2/12). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, angin yang datang dengan kecepatan tinggi selama 10 menit ini mengakibatkan 17 tenda berterbangan, ambruk dan terbalik. Bahkan, satu di antaranya menimpa kendaraan yang terparkir.
Peristiwa ini berlangsung pukul 15.00. Saat itu, acara baru dimulai pukul 12.30, mendadak hujan deras disertai angin kencang datang. ’’Dalam hitungan menit, angin langsung sapu tenda yang terpasang,’’ ungkap Abidin, salah satu warga. Angin datang dari utara ke selatan itu mengakibatkan tenda yang terpasang di lapangan berantakan. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Sebab, saat insiden berlangsung, para peserta yang sudah memadati lokasi acara sejak pukul 12.30 berhasil menyelamatkan diri. Mereka yang sadar akan kehadiran angin yang datang disertai hujan deras berhamburan keluar dari bawah tenda. Para kontestan ternak sapi dan kambing pun memilih hujan-hujanan di lapangan. ’’Meski basah kuyup karena hujan, tapi alhamdulillah kita selamat. Tidak sampai tertimpa tenda,’’ terangnya.
Menurutnya, kencangnya angin dibarengi hujan deras membuat peserta panik. Sembari membawa hewan piaraan mereka memilih berlarian menyelamatkan diri. Sesekali ada yang berteriak meminta tolong lantaran angin berlangsung sekitar 10 menit itu membuat mereka ketakutan. ’’Ada sekitar 17-an tenda yang ambruk disapu angin,’’ tegasnya.
Bahkan, satu tenda besar yang berada di tengah lapangan terbalik hingga menimpa sejumlah kendaraan yang parkir. Sebaliknya, imbas cuaca ekstrem membuat para peserta kontestan yang hadir memilih pulang. Mereka yang datang mewakili 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto tidak ikut melanjutkan acara. Selain, fasilitas tidak memadai, mereka khawatir hewan piaraan yang diikutkan dalam kontes terganggu kesehatannya.
Di lokasi, nampak hanya ada beberapa peserta saja yang masih bertahan. ’’Tapi, mayoritas pulang khawatir kambingnya malah sakit kalau dipaksakan, karena cuacanya tidak menentu,’’ tuturnya. Dedi, 30 salah satu peserta kontestan mengaku musibah yang menimpa acara kontestan hewan ternak kambing dan sapi memilih pulang dengan membawa 6 kambing piaraannya.’’Mau kita lanjutkan juga fasilitas tidak memadai. Daripada hewannya sakit terus mati, malah kita yang rugi sendiri,’’ tandasnya.