Kuasai Sembilan Kompetensi, Luncurkan Buku Karya Wisudawan
MAHASANTRI Pondok Pesantren eLKISI Mojokerto menjalani wisuda di lapangan basket Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Jatim, di Dusun Kemuning Desa Mojorejo Kecamatan Pungging, Minggu (31/7). Sebanyak 34 mahasantri itu terdiri atas 20 putra dan 14 putri.
Prosesi wisuda kali ini terasa istimewa. Selain dipimpin Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Jatim, momen ini juga menjadi ajang peluncuran dua buah buku karya wisudawan. Masing-masing berjudul ’’Muslimah-Muslimah Hebat pada Zamannya” karya para mahasantri putri serta ’’Para Penegak Panji Kebenaran” tulisan para mahasantri putra.
Direktur ADI Jatim Ustadz Hairul Warizin menerangkan, ADI itu Akademi Da’wah Indonesia lembaga pendidikan milik Dewan Da’wah Jawa Timur. Di seluruh Indonesia, ada sekitar 28 ADI. Di antaranya ADI Jawa Timur yang berkampus di komplek pesantren eLKISI Mojokerto. ’’DDII Jatim memiliki program secara bertahap untuk mendidik dan menyiapkan 600 dai. Angka itu didapat dari satu kecamatan satu dai di Jatim,’’ katanya.
Menurutnya, para mahasantri yang diwisuda telah lulus dari sembilan kompetensi antara lain hafal Alquran minimal tiga juz, hafal hadis Arba’in dan sekitar 150 hadis pilihan (maudlui), kemampuan menjadi khatib dan imam salat, tahsinul Quran, mengajarkan Alquran, keterampilan dalam Thibbun Nabawi, perawatan jenazah, serta penguasaan seni bela diri.
’’Mereka siap diterjunkan ke masyarakat untuk melaksanakan pengabdian dakwah selama satu tahun. Ada juga di antara mereka yang akan meneruskan jenjang studi ke Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir di Jakarta,’’ kata Hairul didampingi Wakil Direktur ADI Jatim Ustadz Ainur Rofiq dan Ustadz Arif Setyawan.
Setelah menjalani prosesi wisuda, para mahasantri tidak serta merta bisa mendapatkan predikat dai. Mereka masih harus ditempa lagi melalui proses berdakwah di masyarakat secara langsung. Ketua DDII Jatim KH Fathur Rohman berharap, dengan penempaan itu para mahasantri mampu menjadi dai yang mampu mengamalkan ilmu dan memberikan pencerahan kepada umat. ’’Kalian adalah generasi milenial pilihan yang menyeru ke jalan Allah. Jangan khawatir dengan masa depan. Selalu optimistis dengan menyempurnakan ikhtiar serta menjaga ketakwaan dan menebar kebaikan,’’ tegasnya.
Sementara itu, Dr. Slamet Muliono, dosen ADI yang juga mengajar di UIN Surabaya mengatakan, ada hal spesial dalam wisuda ADI kali ini yaitu diluncurkannya dua buah buku karya wisudawan. ’’Para mahasantri memang kita wajibkan menuliskan sebuah artikel sebagai aplikasi dari mata kuliah penulisan atau jurnalistik dan artikel tersebut dicetak dalam dua buah buku sebagai karya tulis penggugah semangat literasi para mahasantri,” ujarnya.
Sementara itu, para dosen ADI Jatim juga telah menyeleksi dua mahasantri terbaik putra dan putri, yaitu Royhan Mufid Akbar dan Farah Atifah. Dalam pesan dan kesannya, Royhan Mufid Akbar mengatakan, belajar menghafal Alquran dan Hadis, adalah dua mata kuliah yang menantang. ’’Karena harus fokus dan perlu waktu belajar yang panjang. Selain itu kami juga memperoleh pendidikan karakter, di mana setiap aktivitas kami selalu dipantau dan dinilai langsung oleh para dosen,’’ ujar mahasantri asal Surabaya tersebut.
Kesan menarik juga disampaikan Farah Atifah yang menekankan kepada diri sendiri, terpilih menjadi mahasantri terbaik tidak boleh menjadikannya sombong dan berbangga diri. ’’Saya berharap hal ini akan menjadikan saya lebih mampu bermuhasabah mawas diri, dan lebih bersemangat lagi untuk menjadi lebih baik,’’ tutur mahasantri asal Gresik tersebut.
Seorang wali mahasantri bernama Ubaidillah Fadhil merasa sangat berbahagia atas diwisudanya putri kesayangannya, Fayyaasyaz Zaahy. ’’Terima kasih ADI dan Dewan Dawah Jawa Timur yang telah berjerih payah menempa anak-anak kami. Semoga mereka bisa menjadi generasi penerus da’wah bagi dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat,’’ kata alumni Ponpes YTP Kertosono tersebut. (bas/ron)