SEMENTARA itu, Kabid Kebersihan DLH Kota Mojokerto Erijanto Mukti Wibowo menambahkan, kegiatan sosialisasi pengelolaan persampahan diikuti sebanyak 30 orang. Antara lain diikuti dari kader motivator bank sampah induk (BSI) Kota Mojokerto dan melibatkan Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Alun-Alun Kota Mojokerto. ’’Harapan kami, dari peserta sosialiasi ini bisa getok tular ke elemen masyarakat lainnya untuk peduli terhadap pengelolaan sampah,’’ sambungnya.
Dijelaskannya, kegiatan sosialisasi pengelolaan sampah yang diselenggarakan di aula pertemuan DLH Kota Mojokerto dilaksanakan dengan pemberian materi dan diskusi. Pada kesempatan tersebut, Asrul Hoesein dari Yayasan Kelola Sampah Indonesia (Yaksindo) Surabaya juga dihadirkan sebagai narasumber untuk tanya jawab dengan peserta.
Erijanto menambahkan, pengelolaan sampah menjadi salah satu kegiatan yang sangat penting untuk terus ditingkatkan di Kota Mojokerto. Apalagi, volume sampah yang masuk ke TPA Randegan saat ini telah mencapai rata-rata 70-80 ton per hari. ’’Dengan tingginya volume sampah ini, maka perlu ada upaya untuk terus ditekan,’’ tandas Ketua Panitia Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Persampahan 2022 ini.
Karena itu, proses pemilahan sampah dilakukan di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) maupun 154 titik bank sampah yang tersebar di 18 kelurahan se-Kota Mojokerto. Bahkan, di TPA Randegan juga masih dilakukan proses pemilahan akhir. ’’Pengelolaan sampah dilakukan dengan sistem 3R (reuse, reduce, dan recycle) kemudian baru dibuang ke TPA Randegan,’’ imbuhnya.
Namun, pengurangan sampah masih berpeluang besar untuk terus ditekan melalui peran serta masyarakat. Sehingga pengelolaan sampah diterapkan sejak dari hulu atau di tingkat rumah tangga yang sejauh ini menjadi sumbangan sampah tertinggi di TPA Randegan. (ram/fen)
