27.8 C
Mojokerto
Thursday, June 8, 2023

Menyebar di 16 Kecamatan

SEMENTARA itu, DBD di Kabupaten Mojokerto terus meluas. Bahkan, keganasan nyamuk aedes aegypti itu sudah menyerang warga di 16 kecamatan.

Dari data yang dihimpun, kasus paling tinggi ditemukan di Kecamatan Sooko dan Puri dengan jumlah masing-masing 11 korban, disusul Kecamatan Jetis dengan 10 kasus, Mojoanyar dan Dlanggu masing-masing 6 kasus, serta Mojosari 5 kasus.

Selanjutnya, empat kasus di Trowulan, Kutorejo, Pungging dan Dawarblandong, lalu Ngoro Kemlagi, dan Bangsal masing-masing ada tiga kasus. Berikutnya Gedeg dua kasus, serta ada satu kasus di Kecamatan Gondang dan Jatirejo.

Sayangnya data tersebut tak sesuai dengan laporan tiap puskesmas. Dari penelusuran di lapangan, ada sejumlah pasien yang mengalami penurunan trombosit hingga di bawah 100 ribu belum masuk pendataan. Seperti di Puskesmas Modopuro, tercatat ada tiga warga sepanjang Januari lalu. Masing-masing di angka 92 ribu, 90 ribu, dan 32 ribu dari normalnya 150 ribu. Termasuk di Puskesmas Ngoro. Jika di laporan dinkes hanya mencatat tiga kasus, di lapangan ada 10 kasus. Tujuh sudah dinyatakan sembuh dan tiga lainnya masih di rawat di rumah sakit. Semuanya mengalami penurunan trombosit hingga di bawah 100 ribu.

Baca Juga :  Ning Ita Ajak Tanamkan Jiwa Kesetiakawanan

Ketidaksesuaian data juga terjadi pada satu korban meninggal di Desa Parengan, Kecamatan Jetis. Sebelumnya dipastikan oleh Puskesams Jetis disebabkan DBD. Sesuai bukti hasil uji laboratorium dan juga sesuai konfirmasi pada keluarga pasien dan rumah sakit yang menangani, nyatanya, dalam laporan dinkes belakangan status kematian itu dihapuskan. Alhasil hingga kini dinkes menegaskan tidak ada kematian. ’’Setelah diverifikasi teman-teman meninggalnya belum ada bukti bahwa termasuk demam berdarah. Belum ada keterangan dari dokter spesialis yang merawat dan dibuktikan dengan laboratorium yang tidak cukup satu. Kita belum dapat buktinya, jadi belum kita masukkan,’’ ungkap Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Agus Dwi Cahyono.

Baca Juga :  Gandeng Kejaksaan Negeri untuk Selamatkan Uang Negara

Disinggung soal turunnya trombosit hingga 40 ribu pada korban, Agus belum menjawab secara terperinci. Termasuk soal laporan yang didapatkan dari Puskesmas Jetis, pihaknya juga belum bisa menjawab. Disebutnya, dari hasil kroscek ke rumah sakit yang menangani, saat itu pasien datang memang sudah dalam kondisi jelek. ’’Terus sempat dilabkan, tidak tahu satu atau dua kali, terus dokternya tidak bilang kalau itu DBD, tapi karena syok atau infeksi,’’ tuturnya. (ori/abi)

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/