KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pelaksanaan ujian Seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS Pemkab Mojokerto tidak akan diikuti semua pelamar. Dari 5.174 pelamar yang lolos, dua di antaranya justru memilih tidak mengikuti ujian kompetensi tahap pertama itu. Konfirmasi ketidakhadiran mereka bahkan telah diterima pemkab meski pelaksanaan tes SKD baru akan berjalan mulai besok.
Kedua pelamar itu yakni Rizki Darwawan Santoso dan Ika Septiana Santoso yang sama-sama memiliki latar belakang pendidikan di bidang akuntansi. Keduanya merupakan pelamar kategori P1/TL atau peserta seleksi CPNS tahun 2018 lalu. Yang nilai SKD-nya memenuhi passing grade, tetapi tak lolos setelah ikut SKB tahun lalu. Meski memilih tak ikut, tetapi keduanya masih bisa bersaing menuju seleksi kompetensi bidang (SKB).
Pasalnya, BKN memberikan keleluasaan bagi pelamar P1/TL tidak mengikuti tes SKD jika optimistis nilai SKD-nya tahun lalu memenuhi passing grade dan mampu bersaing dengan pelamar lain di seleksi tahun ini. Kebijakan tersebut bahkan telah tersistem dan diatur di Permen PAN-RB Nomor 23 Tahun 2019 tentang Kriteria Penetepan Kebutuhan PNS dan Pelaksanaan Seleksi CPNS Tahun 2019.
Dan di tes SKD nanti, setidaknya ada 29 pelamar P1/TL yang turut bersiang kembali merebut 400 formasi PNS yang disediakan. ’’Dua orang memang memilih tidak ikut SKD tahun ini. Mungkin karena mereka sudah optimistis mampu bersaing. Dan itu tidak ada masalah,’’ terang Supriyadi Noto, kabid Pengembangan dan Pelatihan BKPP Kabupaten Mojokerto.
Ujian SKD akan berjalan empat hari, mulai Selasa (4/2) hingga Jumat (7/2). Berlangsung di gedung Graha Mojokerto Service City (GMSC) Kota, ujian akan dibagi menjadi lima sesi setiap harinya. Atau lima sesi di tiga hari pertama, dan empat sesi di hari terakhir. Setiap sesi akan diisi 280 peserta dan diminta menjawab soal ujian yang disediakan lewat sistem Computer Assisted Test (CAT). Sistem ini tetap digunakan untuk menghindari kecurangan dan kebocoran soal selama tes berlangsung. ’’Kita menyediakan 300 unit komputer setiap sesinya. Tapi yang digunakan 280 unit. Sedangkan 20 unit sebagai cadangan ketika ada komputer yang tidak rusak atau ngadat,’’ terang Supriyadi Noto, kabid Kabid Pengembangan dan Pelatihan BKPP Kabupaten Mojokerto.