24.8 C
Mojokerto
Wednesday, March 22, 2023

Kolaborasi dengan Kearifan Lokal

BANYAK makna dan manfaat positif dari lambang negara yakni Pancasila. Garuda Pancasila sebagai lambang negara, bisa dijadikan obyek seni dengan sejumlah ketentuannya. Tanpa mengurangi nilai kebangsaan serta kebhinekaan yang mencerminkan kerukunan dari kemajemukan masyarakat.

Banyak cara untuk mengimplementasikan pancasila dalam kesenian. Mulai dari seni lukis, rupa maupun tari. Terlebih, hal tersebut bisa dikolaborasikan dengan unsur kebudayaan lokal di masing-masing daerah. Namun, dalam praktiknya, hal itu mesti memperhatikan ketentuan yang tertuang dalam UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

’’Sangat bisa untuk untuk obyek seni. Untuk seni rupa, bentuk Garuda Pancasila itu sudah final karena sudah ada pakemnya. Yang bisa dikreasikan adalah properti artistik atau ornamen pendukungnya. Misal ornamen surya majapahit, atau ornamen khas lainya, itu bisa sebagai pelengkap di luar garuda itu sendiri,’’ ungkap Putut Nugroho, perupa asal Kota Mojokerto.

Baca Juga :  PKS Nyantol di Kantor Pusat

Di antara sejumlah pakem garuda pancasila itu terletak pada jumlah helai bulunya. 45 helai bulu di leher, 17 helai di masing-masing sayap, pangkal ekor dengan 19 helai bulu, dan delapan helai ekor pada ekor garuda. Dalam penerapannya, lanjut Putut, eksplorasi seni pada lambang negera itu tidak untuk menggantikan bentuk lambang negara yang sudah paten. ’’Kalau untuk keperluan pameran yang sesaat dan tidak permanen dan mengklaim lebih pantas ketimbang yang sudah paten, itu tidak masalah,’’ beber pria 61 tahun itu.

Sehingga, kreasi para seniman tersebut sekaligus sebagai ajang sosialisasi berikut penanaman nilai pancasila di era kekinian. Tak lain, selera seni masyarakat saat ini terus berkembang. ’’Bukan hanya wawasan untuk lambang negera saja, seni itu sendiri terus berkembang. Jadi para seniman atau pelaku seni memang wajib terus belajar. Jadi bisa meminimalisir kesalahan dalam mengimplementasikan seni pada lambang negara sekaligus mengembangkan seni itu sendiri,’’ urai Putut.

Baca Juga :  Wajah Baru, Alun-Alun Ramai Pengunjung

Tak hanya itu, pagelaran terkait pancasila sedikit banyak mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Baik dari sisi ekonomi hingga kerukunan masyarakat. Berikut mendorong kerukunan beragama yang identik dengan nilai kebhinekaan di Kota Mojokerto. ’’Dengan ditekankannya kebhinekaan itu sedikit banyak akan mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kerukunan. Sehingga Kota Mojokerto bisa kondusif dari isu SARA,’’ sebut sekretaris forum kerukunan umat beragama (FKUB) Kota Mojokerto Nur Rohmat.

Menurutnya, ada banyak cara sederhana menerapkan spirit pancasila dalam kehidupan sehari-sehari seiring moderasi agama sebagai fokus FKUB. Di antaranya, mengesampingkan SARA dan saling tenggang rasa antar umat beragama dalam bermasyarakat. ’’Sederhananya, saling memberi selamat antara umat beragama di masing-masing hari raya. Maupun, tidak memandang SARA dalam berorganisasi atau perkumpulan,’’ tandas Rohmat. (vad/fen)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/