MOJOKERTO – Kebesaran nama Kerajaan Majapahit tidak hanya dikenal dari keberhasilan mereka saat menguasai Nusantara. Tetapi juga dari nilai historis dan karya batik yang mulai memancanegara. Salah satunya melalui batik Surya Majapahit hasil karya ibu rumah tangga.
Nah, baru-baru ini, Kambojo kepincut dengan batik khas asal Mojokerto itu karena dinilai berbeda dengan batik-batik pada umumnya. ”Kamboja mulai tertarik dengan batik Majapahit. Perajin kita juga akan diundang ke sana (Kamboja). Ini karena berkat karya mereka,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto, Yoko Priyono, kepada Jawa Pos Radar Mojokerto.
Batik Surya Majapahit berhasil mencuri hati negara Kamboja itu adalah hasil buah tangan Nina, perajin asal Trowulan. Batik ini bercorak buah mojo dan Surya Majapahit, sebagai ciri khas Kerajaan Majapahit.”Jadi, di sana (Kamboja) nanti kita tidak hanya promo batik, namun diminta mengajari membatik dengan baik dan benar,” tambah mantan kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto.
Di Kabupaten Mojokerto, setidaknya ada enam kelompok perajin batik dari enam kecamatan. Meliputi, Kecamatan Trowulan, Sooko, Gedeg, Dawarblandong, Jatirejo, dan Pacet. Setiap kelompok perajin batik berada di bawah naungan diskop dan usaha mikro itu memiliki keunggulan masing-masing.
Dari mulai pola, pewarnaan, desain, konsep hingga filosofi kekhasan yang diangkat dari kearifan lokal. Semua dikerjakan melalui proses cantik dan cap. ”Alhamdulillah, tren batik kita sekarang mewarnai tingkat nasional hingga Internasional. Pemasarannya pun beragam. Rata-rata dipesan dari kota-kota besar sampai luar pulau,” papar Yoko begitu Yoko Priyono biasa disapa.
Dia mencotohkan, batik hasil goresan tangan perajin Jatirejo. Banyak di antara pesanan mengalir dari Kalimantan dan Jakarta. ”Ya, salah satu pertimbangannya karena batik kita memiliki karakter dan filosofi yang kuat,” pungkasnya.