KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Masyarakat diimbau membiasakan diri hidup berdampingan dengan Covid-19. Hal itu menyusul persebaran virus korona belum diketahui kapan berakhir. Salah satunya menjadikan isoman kebiasaan baru.
Hal itu dilontarkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat mengunjungi Puskesmas Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, kemarin (1/8). Hadi meminta pemakaian masker dan isolasi mandiri (isoman) menjadi kebiasaan.
Menurutnya, pencegahan penyebaran Sars Cov-2 itu tak hanya melalui perawatan atau pengobatan. Namun, juga dengan pola hidup. ’’Kebiasaan baru ini harus disampaikan ke masyarakat. Kalau itu sudah biasa, kita bisa mutus mata rantai. Karena mau tidak mau kita harus hidup bersama Covid-19. Kalau kita tahu kebiasaan Covid, ya kita bebas,’’ ungkapnya didampingi Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf M. Dariyanto, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, dan Forkopimda Mojokerto.
Isoman diharapkan menjadi kebiasaan di era new normal. Ibaratnya, seperti ketika masuk angin, maka wajib kerokan. Begitu pula dengan pengobatan untuk sembuh dari Covid-19. Hadi memaparkan, isoman juga sebagai salah satu kunci penyembuhannya. ’’Ketika kondisi badan hangat, langsung inisiatif isoman. Kemudian lapor bidan desa dan Kapus jika sedang isoman. Inilah kebiasaan baru, bagian untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,’’ ujarnya.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, sejauh ini pemkab terus mengupayakan tracing tak hanya secara langsung. Melainkan juga melalui pelacakan secara sistem. Yakni menggunakan aplikasi Silacak dan InarisK. Melalui sistem itu, petugas desa bisa langsung memasukkan data yang diketahui terpapar positif Covid-19 sekaligus kontak erat. Per harinya, satu kasus baru wajib melakukan tracing minimal sebanyak 15 kontak erat. ’’Kemudian empat pilar yang ada di wilayah bisa bekerjasama. Dalam pelacakan tersebut menggunakan elektronik dan manual,’’ tukasnya.