KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memantau langsung proses pendistribusian percepatan pemanfaatan program sembako tahun 2021 di Kabupaten Mojokerto.
Pemantauan pendistrubusian program yang dicairkan dalam bentuk uang Rp 200 ribu per bulan per keluarga penerima manfaat (KPM) tersebut, setelah di Kabupaten Mojokerto diketahui terdapat 12.020 KPM belum menerima bantuan/manfaat.
Jumlah tersebut dirasa cukup tinggi. Lantaran kuota bantuan program sembako di Kabupaten Mojokerto untuk tahun 2021 sebanyak 69 ribu.
Di samping itu, juga terdapat sasaran program bantuan PPKM mencapai 16 ribu orang. ”Tadi Bu Risma memantau langsung pelaksanaan percepatan pemanfaatan program sembako tahun 2021,” ungkap Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto Tri Raharjo Murdianto.
”Karena memang masih ada sekitar 12.02 KPM yang sejauh ini belum menerim bantuan,” imbuh dia.
Dia menjelaskan, sedianya program tersebut memang disalurkan langsung via ATM PKM per bulannya. Namun, lanjut mantan Camat Trowulan ini, dalam realisasinya masih terdapat kendala penyaluran. Salah satu di antaranya, ATM belum terdistribusikan kepada penerima sasaran oleh bank penyalur. ”Dan hari ini, mereka yang belum menerima bantuan itu kita arahkan ke bank penyalur untuk segera mencairkan,” tandasnya. Yakni, masing-masing untuk jatah bulan Agustus, Oktober, November, dan Desember 2021.
Kendati diberikan dalam bentuk uang cash, Tejo menegaskan, percepatan pemanfaatan program sembako tidak bisa digunakan sembarangan. KPM pasca menerima uang KPM diimbau untuk memanfaatkan dalam bentuk sembako. Sesuai yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos). ”Prinsipnya ini program sembako reguler. Jadi, ya harus dimanfaatkan untuk membeli sembako,” tandas dia.
Seusai memantau pencairan program sembako, Risma bersama rombongan bupati dan perwakilan kepala dinas lantas menuju ke Desa Banjaragung, Kecamatan Puri. Di sini, Risma yang mengenakan setelan baju putih, celana gelap, dan sepatu kets turut mengunjungi rumah sasaran penerima bantuan dan perajin sepatu. ”Bu Risma juga memotivasi kepada penerima sasaran agar terus mengembangkan kemandirian ekonomi. Sekaligus mendorong sebisa mungkin para KPM ini keluar dari sasaran bantuan,” tandas dia. (ris/fen)