Bersumber APBD 2023
KABUPATEN, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemkab Mojokerto menargetkan pekerjaan proyek fisik rampung sebelum masa perubahan anggaran pendapatan dan belanja (P-APBD) TA 2023. Khususnya, puluhan paket pekerjaan jalan dan jembatan yang di-deadline rampung Oktober mendatang.
Demikian ditegaskan Sekdakab Mojokerto Teguh Gunarko. Pihaknya mengatakan, percepatan pembangunan diinstruksikan langsung Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati. Terutama pada pekerjaan infrastruktur yang dapat menunjang langsung peningkatan perekonomian masyarakat. ’’Semata-mata Ibu Bupati (Ikfina Fahmawati) ingin agar semua proyek itu selesai tepat pada waktunya,’’ terangnya, kemarin (31/3).
Sehingga, sebut teguh, sejak awal tahun OPD yang mengampu proyek didorong untuk mengebut proses lelang di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) Setdakab Mojokerto. Berdasarkan data PBJ, triwulan pertama tahun ini sudah ada 68 paket atau 47 persen dari total 145 proyek di tahun 2023 yang telah diajukan tender.
Kemarin, Teguh juga menyebut tengah mengevaluasi sejumlah paket proyek dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang belum dilelang untuk segera disorong ke PBJ. ’’Secara rutin kita terus evaluasi mana-mana yang belum dilelang. Alhamdulillah progresnya dari teman-teman OPD sudah bagus,’’ paparnya.
Mengingat, sebut Teguh, bupati menargetkan agar proyek pekerjaan bisa rampung sebelum PAK. Karena realisasi pembangunan yang bersumber dari APBD induk tahun 2023 di-deadline selesai pada triwulan ketiga. ’’Sebelum PAK kita berharap sudah selesai. Sehingga, nanti kalau ada kegiatan-kegiatan baru nantinya tidak tumpuk-tumpuk dengan pekerjaan (APBD) induk,’’ tegas dia. Utamanya, pada 38 paket pekerjaan jalan dan jembatan yang kini sudah proses lelang.
Teguh menyebut, pekerjaan infrastruktur dengan total pagu anggaran mencapai Rp 150 miliar itu paling lambat harus selesai pada bulan Oktober. Agar, sambung Teguh, triwulan akhir tahun ini OPD bisa fokus untuk pekerjaan PAK. ’’Harapan Ibu Bupati itu. Karena, biasanya di awal Oktober sudah pengesahan PAK di DPRD,’’ tandasnya.
Target rampung proyek itu terkecuali pada dua paket proyek jumbo di RSUD Prof dr Soekandar. Lantaran, memang membutuhkan waktu lebih panjang hingga akhir tahun. Sebab, pekerjaan pembangunan gedung poli dan gedung instalasi gawat darurat (IGD) terpadu dengan total pagu Rp 82 miliar itu diestimasi membutuhkan waktu 210 hari atau tujuh bulan terhitung sejak berkontrak. ’’Proyek-proyek yang nilainya besar bisa menyesuaikan dengan waktunya. Tapi kalau semakin cepat selesai semakin bagus,’’ pungkas dia.
Terpisah, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto Henri Surya menambahkan, sebanyak 38 paket pekerjaan jalan dan jembatan rata-rata akan memakan waktu antara 3-5 bulan. Seluruhnya kini masih dalam proses lelang dan diperkirakan mulai berkontrak pada pertengahan Mei mendatang. ’’Paling banyak waktu pekerjaannya 5 bulan, sehingga rata-rata bisa selesai di Oktober,” sambungnya.
Dari 38 paket proyek yang dialokasikan dari APBD 2023, sebanyak 27 paket di antaranya merupakan kegiatan pelebaran jalan. Disebutkannya, pelebaran jalan sebagian besar dilakukan dengan betonisasi. Dari lebar jalan saat ini berkisar 3-4 meter akan dilakukan pelebaran menjadi 5,5-7 meter. ’’Ada yang langsung cor dilebarkan dari existing, ada yang kanan-kiri jalan dilebarkan pakai beton dan atasnya diaspal,’’ urainya.
Sedangkan sentuhan pekerjaan fisik lainnya terdiri 4 paket rehabilitasi jalan, 4 paket rekonstruksi jalan, dan 3 paket pembangunan jembatan. Henri menyebut, hanya pekerjaan konstruksi jembatan yang membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan. ’’Jadi, paling lama November untuk jembatan. Tapi kalau kontraktornya gercep ya bisa selesai lebih awal,’’ ulasnya.
Dia menambahkan, peningkatan jalan dan jembatan dilakukan karena untuk melanjutkan pekerjaan tahun sebelumnya. Selain itu, ada beberapa ruas jalan yang memang kondisinya sudah mengalami kerusakan berat. Termasuk juga untuk mendukung akses wisata di Kabupaten Mojokerto. (ram/fen)