27.7 C
Mojokerto
Thursday, June 8, 2023

Peningkatan Tanggul Diusulkan Rp 500 Juta

Penanganan Banjir di Desa Banyulegi

DAWARBLANDONG, Jawa Pos Radar Mojokerto – Penanganan banjir langganan di Dusun Balong, Desa Banyulegi, Kecamatan Dawarblandong, membutuhkan Rp 500 juta. Dana tersebut untuk penguatan tanggul penahan tanah (TPT) yang Februari lalu diterobos aliran Kali Lamong. Di sisi lain, pihak desa berharap, pengerjaan proyek terealisasi sebelum musim hujan mendatang.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Mojokerto Rinaldi Rizal Sabirin menyatakan, penanggulangan banjir langganan jadi atensinya. Khusus banjir di Dusun Balong, penanganan akan dilakukan dengan penguatan tanggul anak Kali Lamong. Penanganan itu berupa peninggian serta penambahan tanggul yang berbatasan dengan permukiman warga. ’’Akan diusulkan di PAPBD 2022 untuk peninggian TPT sekaligus ditambah panjangnya,” ujar Rinaldi kemarin (31/3).

Sesuai dengan survey lokasi pascabanjir pertengahan Februari, tanggul sepanjang 342 meter bakal ditinggikan 50-80 sentimeter. Selain itu, juga akan dibangun tanggul baru sepanjang 200 meter. ’’Kemudian desa diminta membuat proposal BK Desa untuk pembangunan plengsengan di PAPBD 2022,’’ imbuhnya.

Baca Juga :  BBWS Didesak Bergerak Cepat Sikapi Plengsengan Ambrol

Rinaldi menyebut, peningkatan tanggul menjadi langkah penanganan banjir yang sudah langganan terjadi selama 20 tahun ini. 10 Februari lalu, luapan aliran Kali Lamong menerabas tanggul setinggi kurang lebih tiga meter. Akibatnya, 55 rumah dan hektaran sawah terendam. Banjir luapan terjadi lantaran tanggul terlalu rendah.
Menurut Rinaldi, anggaran penanganan banjir menunggu pengusulan di PAPBD 2022 nanti. ’’Diusulkan Rp 400-500 juta,’’ katanya.

Pengusulan lepas pertengahan tahun ini menyusul bencana banjir terjadi ketika tahun anggaran sudah berjalan. Selain itu, status tanggap darurat bencana juga berakhir Februari. Sehingga, penanganan darurat tidak bisa dilakukan melalui mekanisme belanja tidak terduga (BTT). ’’Di PUPR sendiri saat ini tidak ada anggaran untuk itu (penanganan banjir). Karena banjir kemarin kan terjadi di awal Februari ya artinya APBD sudah berjalan,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Program Latihan Srikandi Majapahit Dievaluasi

Selain peningkatan tanggul, lanjut Rinaldi, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk merencanakan normalisasi sungai di titik-titik kritis yang rawan banjir.

Sementara itu, Kepala Desa Banyulegi Toni berharap, peningkatan tanggul menjadi langkah tepat dalam mengatasi banjir tahunan. Hanya saja, dia khawatir pengerjaan tanggul diburu musim hujan. ’’Untuk pengerjaannya mungkin bulan 12 (Desember). Nah takutnya nanti buru-buru karena yang dikerjakan juga panjang,’’ ungkapnya.

Mepetnya waktu ditakutkan membuat pengerjaan tanggul tak maksimal. Dirinya berharap, pengerjaan bisa dimulai sebelum musim hujan datang. ’’Kalau dari kita, pokoknya menjaga kemungkinan sebelum musim hujan lagi sudah selesai. Paling tidak sekitar bukan Oktober lah,’’ tukas dia. (adi/ron)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/