MOJOKERTO – Semakin meluasnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mendapat atensi dari Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.
Untuk mencegah mewabahnya penyakit tersebut, pemkot akan mengintensifkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan bersih lingkungan secara masal di seluruh lingkungan kota.
Kamis (31/1) orang nomor satu di pemkot ini melakukan kunjungan langsung ke sejumlah pasien yang tergigit nyamuk aedes aegypti di RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo.
Selama sebulan terakhir rumah sakit pelat merah ini memang disibukkan dengan banyaknya pasien DBD. Tak kurang lebih dari 172 orang telah menjalani perawatan sepanjang Januari ini.
Perempuan yang akrab disapa Ning ita, mengatakan, kebanyakan merupakan pasien dari luar Kota Mojokerto. ’’Warga kota sampai terakhir ini tidak banyak. Ada 7 orang yang terjangkit,’’ ungkapnya.
Kendati demikian, masih tingginya intensitas hujan membuat pemkot akan tetap pasang badan. Yaitu, dengan melakukan berbagai upaya antisipatif. Salah satunya dengan lebih memaksimalkan PSN secara serentak di seluruh lingkungan.
’’PSN kita gerakkan dengan melibatkan semuanya, supaya tidak lebih banyak lagi yang terjangkit,’’ paparnya. Terlebih, penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti ini telah mewabah hampir di seluruh daerah di Jawa Timur.
Oleh karena itu, pemkot menetapkan status siaga sebagai alarm bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. ’’Statusnya tetap siaga untuk demam berdarah,’’ tandasnya.
Tak cukup sampai di situ, mulai Februari ini, pemkot juga menggulirkan program kali bersih (prokasih). Kegiatan tersebut dilakukan dengan membersihkan saluran air dan sungai secara masal. Menurut Ning Ita, upaya itu dilakukan dengan melibatkan semua elemen masyarakat dan unsur pemerintah.
Sebab, kata dia, salah satu pemicu tingginya persebaran nyamuk aedes aegypti adalah dari faktor kebersihan lingkungan. ’’Sasarannya seluruh lingkungan se-Kota Mojokerto. Kita gerak bersama-sama,’’ bebernya.
Sedangkan untuk jangka panjang, melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP), wilayah Kota Onde-Onde diupayakan untuk bebas dari indikator kawasan permukiman kumuh. Karena kawasan kumuh dinilai dapat menjadi sarang penyebaran penyakit. Tak terkecuali DBD.
Ning Ita menyebutkan, dengan berbagai upaya pencegahan tersebut, pemkot masih akan tetap meniadakan pemberantasan nyamuk dengan cara fogging. Sebab, PSN dinilai menjadi cara paling efektif untuk memutus rantai perkembangbiakan nyamuk.
’’Memang fogging kita tiadakan. Tapi kader PSN kita gerakkan lebih maksimal,’’ pungkasnya. Di sisi lain, pihaknya juga minta partisipasi aktif dari masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Minimal dilakukan di lingkungan dan di rumah masing-masing.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mojokerto Ch Indah Wahyu, menambahkan, selama Januari ini sudah tujuh warga kota yang dilaporkan terjangkit DBD.
Namun, tidak menutup kemungkinan jumlah tersebut masih terus bertambah. Sebab, hampir di seluruh rumah sakit di Kota Onde-Onde merawat pasien DBD. Oleh sebab itu, pihaknya mengaku akan melakukan jemput bola untuk mendapatkan data riil di seluruh fasilitas kesehatan.
’’Kita bukan lagi menunggu laporan masyarakat, tapi akan langsung mendata pasien DBD yang ada rumah sakit. Baru setelah itu kita (cek) ke lapangan,’’ tambahnya. Pendataan itu penting dilakukan untuk melakukan penanganan agar DBD tidak sampai meluas.
Sebab, dalam radius tertentu dari tempat tinggal pasien yang positif terjangkit, dimungkinkan masih berpotensi terjadi penyebaran virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti.